I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan merupakan sumberdaya perairan yang dapat di
produksi dalam waktu yang relative singkat dibandingkan dengan sumberdaya
pertanian dan peternakan. Perikanan
merupakan suatu daya upaya manusia untuk menggali sumberdaya hayati yang digunakan
untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Sumber perikanan merupakan salah satu sector
yang memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Perikanan adalah suatu usaha
atau kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan
maupun hewan yang hidup pada daerah perairan laut maupun perairan tawar yang
apabila diolah akan menambah sector pendapatan
bagi orang /badan yang mengelola hasil perikanan ini.
Pengetahuan tentang pengenalan
ikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam Ikhtiologi khususnya
dalam kegiatan melaksanakan identifikasi, sehingga berdasarkan data yang telah
diuraikan dapat dengan mudah mengelompokkan jenis-jenis ikan yang masih
termasuk satu golongan ataupun pada ikan yang berlainan jenis maupun golongan.
Pengenalan tehadap ikan-ikan
dapat juga dilihat pada bentuk tubuh ikan, dimana sebagian besar spesies ikan
yang ada di permukaan bumi tergolong sebagai ikan yang bilateral simetris yaitu
ikan yang apabila tubuhnya dibelah dua secara membujur/memanjang tubuh mulai
dari pertengahan ujung kepala sampai ke ujung ekor, maka akan menghasilkan dua
belahan tubuh yang serupa. Ada juga beberapa spesies ikan yang apabila tubuhnya
dibelah dua secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak mencerminkan
bagian sebelah kiri yang dikenal dengan istilah non bilateral simetris.
Sebagian besar ikan yang ada
dipermukaan bumi ini tergolong sebagai ikan yang bilateral simetris yaitu ikan
yang apabila tubuhnya di belah dua secara membujur/memanjang tubuh mulai dari
pertengahan ujung kepala sampai ke ujung ekor, maka akan menghasilkan dua
belahan tubuh yang serupa. Bagian tubuh yang sebelah kanan merupakan cerminan
tubuh sebelah kiri. Ada juga beberapa spesies ikan yang apabila dibelah dua
secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak mencerminkan bagian sebelah
kiri yang dikenal dengan istilah non bilateral simetris.
Meristik adalah penghitungan
secara kuantitatif ciri-ciri (bagian tubuh) ikan, misalnya jumlah dan ukuran
sirip.Meristik (ciri yang dapat dihitung) dapat digunakan untuk menggambarkan
keterangan-keterangan spesies ikan, atau digunakan untuk identifikasi spesies
yang belum diketahui. Ciri-ciri meristik selalu digambarkan dengan angka-angka
singkat yg disebut rumus meristik
1.2 Tujuan
dan Manfaat Praktikum
Tujuan dari pratikum Perhitungan Meristik Ikan adalah untuk meningkatkan
pemahaman praktikan dalam
mempelajari ikan khususnya menghitung jari-jari sirip ikan,
susunan linea lateralis, bentuk linea lateralis, dan jumlah sisik.
Manfaat dari pratikum ini
adalah agar praktikan dapat mengetahui bagaimana cara perhitungan meristik
pada tubuh ikan. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat menghitung
meristik-meristik ikan baik linea
lateralis, sirip maupun sisik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah salah satu diantara organisme pada kelompok vertebrata dan yang
paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan air di seluruh permukaan
bumi, sangat beragam dalam adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah lakunya.
Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah 21.000 spesies dan
diperkirakan akan berkembang mencapai 28.000 spesies. Jumlah spesies yang hidup
di muka bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang
ada di permukaan sekitar 43.173 spesies (Saanin, 1984).
Pada ikan terdapat lima jenis sirip yang
mempunyai fungsi berbeda-beda. Sirip pada ikan berperan dalam penentuan arah
dan gerak pada ikan. Kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda dan ada yang
bersifat tunggal. Tidak semua spesies ikan yang ada di permukaan bumi ini memiliki
kelima sirip tersebut secara utuh. Sirip punggung ada yang menghilang dan ada
juga yang bermodifikasi menjadi alat penghisap. Sedangkan sirip dada terletak
pada bagian anterior badan dibelakang operculum. Sirip perut terletak pada sisi
ventral badan didepan anus. Sirip anus terletak disisi ventral badan persis
dibelakang anus. Sirip ekor terletak pada bagian paling anterior dari tubuh
ikan, dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi (Manda et al., 2013)
Linnea
lateralis pada ikan adalah suatu garis pada tubuh yang dibentuk oleh pori, jadi
linnea lateralis ini dapat ditemukan pada ikan yang bersisik maupun yang tidak
bersisik. Bentuk linnea lateralis umumnya bervariasi demikian juga jumlah sisik
yang membentuk linnea lateralis (Manda et
al., 2013).
Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung atau
dorsal (D), sirip dada atau sirip pectoral (P), sirip perut atau sirip ventral
(V), sirip anus atau anal (A), dan sirip ekor atau sirip caudal (C), dari
kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti sirip perut dan sirip
dada, ada juga yang bersifat tunggal seperti sirip punggung dan sirip ekor.
Tidak semua jenis ikan yang ada dimuka bumi mempunyai kelima sirip tersebut
secara sempurna, melainkan ada yang tidak sempurna atau lengkap. Jari-jari sirip
pada kelima sirip tersebut ada yang disebut jari-jari lunak, jari-jari keras,
jari-jari lemah mengeras (Manda et al.,
2013).
Untuk
mengidentifikasi ikan harus diperhatikan tanda – tanda, bentuk dan bagian
bentuk tubuh ikan yaitu rumus sirip, perbandingan panjang dan tinggi, bentuk
garis rusuk tersebut, bentuk sisik dan gigi beserta susunannya, tulang ingsang.
Oleh karena itu satu macam ikan berbeda besarnya disebabkan oleh umur atau
kadang – kadang oleh tempat hidupnya. (Saanin, 1984)
Jumlah
sisik pada ikan dapat ditemui didepan sirip punggung, yaitu jumlah sisik yang
dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip punggung sampai ke
belakang kepala, jumlah sisik juga terdapat pada pipi yaitu jumlah baris sisik
yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke sudut preoperculum,
jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah sisik pada
garis rusuk, dan jumlah sisik atas dan bawah garis rusuk (Kottelat et al., 1993)
Menurut
Rahardjo, 2011, berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalam sisik,
sisik dapat di bagi menjadi lima jenis yaitu:
1. Sisik Ganoid, Sisik yang memiliki lapisan
terluar yang tersusun dari garam garam ganoid, Sisik jenis ini memiliki tiga
lapisan, yaitu gonoide (garam garam anorganikyang sangat keras), cosmid (lapisan
non seluler yang sangat kuat), isopedine (didalamnya terdapat pembulu darah
kecil)
2. Sisik Cosmoid, Sisik cosmoid terdiri dari
beberapa lapis, yaitu sisik yang memiliki bagian terluar disebut vitrodentilie
(dilapisi semacam enamel), lapisan bawahnya disebut cosinine (merupakan lapisan
yang kuat dan nonceluller) dan bagian terdalam terdapat pemlbuluh darah, syaraf
dan substansi tulang isopedine. Sisik jenis ini umumnya hanya terdapat pada
jenis ikan fosil dan ikan primitive atau iakan ikan jenis kuno.
3. Sisik Placoid, Mirip bunga mawar dengan
dasar bulat atauersegi (bujur sangkar). Memiliki bagian yang menonjol seperti
duri yang muncul dari epidermis dan terletak merambah ke belakang di bawah
kulit.
4. Sisik Ctenoid, Merupakan sisik yang
memiliki stenii pada bagian posteriornya dan bentukan sisir pada bagian
anteriornya.
5. Sisik Cycloid, Merupakan sisik yang
bentuknya melingkar, yaang mempunyai linkaran tipis dan transparan yang
didalamnya terdapat garis-garis melingkar disebut circulii, anulii, radii, dan
focus serta pada bagian belakang mempunyai gerigi.
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi tentang “Perhitungan Meristik Ikan” ini dilaksanakan
pada hari Senin, 20 April 2015 jam 13.00-15.00 WIB bertempat di
Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah serbet, tissu, nampan, alat tulis, jarum, dan buku penuntun
praktikum.
Adapun bahan yang digunakan
pada praktikum “Perhitungan Meristik Ikan” ini adalah ikan paweh (Osteochillus
hasellti), ikan katung (Peristolepis grooti), ikan tambakan (Helostoma
temmincki).
3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum “Perhitungan
Meristik Ikan” ini adalah dengan mengamati ikan-ikan sampel secara langsung
pada bagian linea lateralis, jari-jari sirip, dan sisik-sisik ikan.
3.4 Prosedur Praktikum
Dalam praktikum ini pertama
sekali kita mengamati ikan yang telah ditentukan untuk dipraktikumkan. Ikan
yang telah diletakkan di atas nampan untuk diamati kemudian di gambar
morfologinya dibuku penuntun praktikum ikhtiologi lengkap dengan klasifikasinya. Setelah itu dilanjutkan
dengan melakukan perhitungan jumlah jari-jari sirip yang
terdiri dari jari-jari lemah, jari-jari
lemah mengeras dan jari – jari keras. Sebelum menghitung jari-jari tersebut, praktikan harus benar-benar mengetahui masing-masing dari jenis jari-jari sirip pada
ikan yang dipraktikumkan. Setelah menghitung jari-jari sirip, praktikan melakukan pengamatan tentang susunan linea
lateralis. Praktikan menentukan susunan linea lateralis apa yang terdapat pada
ikan yang diamati, lengkap dan sempurna, lengkap tetapi tidak sempurna, atau
tidak lengkap. Kemudian, menentukan bentuk linea lateralis. Dan terakhir
menghitung jumlah sisik pada ikan, jika ikan yang diamati oleh praktikan
termasuk dalam ikan yang bersisik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Ikan Paweh (Osteochilus hasselti)
Klasifikasi ikan paweh adalah Kelas: Actinopterygii, Ordo: Cypriniformes,Family : Cyprinidae, Genus : Osteochilus, dan spesies : Osteochilus hasselti
Gambar 1. Ikan
Paweh (Osteochilus
hasselti)
Ikan Paweh (Osteochilus
hasselti) dengan ciri-ciri bentuk tubuh pipih dan langsing, bilateral
simetris, tubuh berwarna kekuning-kuningan sedangkan bagian siripnya berwarna
kemerah-merahan, memiliki sepasang sungut yang pendek terletak di sudut mulut,
kepalanya tumpul, tubuh diliputi sisik, bentuk mulutnya terminal, linea
lateralis sempurna, siripnya terdiri dari jari-jari keras, lemah mengeras dan
jari-jari lemah.
4.1.2 Ikan Katung (Peristolepis grooti)
Klasifikasi ikan Katung adalah Kelas : Osteichthyes,
Ordo : Perciformes, Family : Pristolepididae, Genus : Peristolepis, dan Spesies : Peristolepis grooti.
Gambar 2. Ikan Katung (Peristolepis grooti)
Ikan katung (Peristolepis
grooti) memiliki ciri tubuh yaitu badan berbentuk lonjong, bibirnya dapat
ditonjolkan ke depan (protactile), badan dan kepala bersisik kasar, mata terletak
sedikit ke atas dari sudut mulut
4.1.3 Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Klasifikasi ikan Tambakan adalah Kelas : Actinopterygii, Ordo : Perciformes, Family : Helostomatidae, Genus : Helostoma, dan Spesies : Helostoma temmincki
Gambar 3. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Ikan tambakan (Helostoma temmincki) memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip
analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri
berbentuk nyaris bundar atau mengarah cembung ke luar, sementara sirip dadanya
yang berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Di kedua sisi tubuhnya
terdapat gurat sisi, pola berupa garis tipis yang berawal dari pangkal celah
insangnya sampai pangkal sirip ekornya.
Selanjutnya
hasil yang didapat pada praktikum Jari-jari sirip, Linea Lateralis,
Perhitungan Sisik dan Meristik ikan sebagai berikut :
Jari-jari sirip Ikan Paweh (Osteochilus hasselti) :
D.I, 16 P. II, 18. 6 V. 18 A. I,6 C. II, 27
Jari-jari sirip Ikan Katung (Peristolepis grooti) :
D. XI,15 P.26 V.I,28 A.II,12 C.15
Jari-jari sirip Ikan Tambakan (Helostoma
temmincki) :
D.XVII, 16 P.11 V.I 2,6 A.4,18 C.15
Tabel 1. Perhitungan Jumlah Sisik
No
|
Ciri-ciri
|
Nama
Ikan
|
||
Ikan
Paweh
|
Ikan
Katung
|
Ikan Tambakan
|
||
1
|
Sisik di depan sirip punggung
|
4
|
16
|
18
|
2
|
Sisik pipi
|
-
|
8
|
14
|
3
|
Sisik di sekeliling badan
|
30
|
58
|
64
|
4
|
Sisik batang ekor
|
14
|
22
|
22
|
5
|
Sisik pada garis rusuk
|
100
|
52
|
56
|
6
|
Sisik di atas dan di bawah garis rusuk
|
36
|
60
|
68
|
Tabel 2. Linea Lateralis
No
|
Ciri-ciri
|
Nama Ikan
|
||
Ikan
Paweh
|
Ikan Katung
|
Ikan Tambakan
|
||
1
|
Susunan linea
lateralis
|
Lengkap
sempurna
|
Lengkap
sempurna
|
Lengkap sempurna
|
2
|
Bentuk linea
lateralis
|
Hampir menyerupai garis lurus
|
Melengkung keatas
|
Hampir menyerupai garis lurus
|
3
|
Jumlah baris linea lateralis
|
1
baris
|
1
baris
|
1 baris
|
4.2 Pembahasan
4.2.1 Ikan
Paweh (Osteochillus hasellti)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, Ikan paweh memiliki bentuk
tubuh pipih compressed, ekor bercagak, mulut berbentuk terminal dan moncong
dapat disembulkan ke luar (protaktil), bibir bawah dan atas berlipatan,
terdapat sepasang lubang hidung, tidak terdapat tubus keras pada bagian
moncong, pada bagian perut membesar, mempunyai bintik hitam pada bagian
batang ekor, pada sirip dada dan perut berwarna merah terang pada ikan segar.
Pada bagian dada dan perut terdapat bintik warna agak kemerahan pada sisik,
tipe sisik cycloid. Posisi sirip punggung pada pertengahan badan, bentuk kepala
kecil dan ekor bercagak. Ikan katung memiliki lima sirip diantaranya sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal, dan sirip ekor, rumus sirip
yaitu D. I, 16 P. II, 18. 6 V. 18 A. I,6 C. II,27 , Memiliki sisik di depan sirip punggung = 4,
Sisik pipi tidak ada, Sisik di sekeliling badan = 30, Sisik batang ekor = 14,
Sisik pada garis rusuk = 100, Sisik di atas dan di bawah garis rusuk = 36. Dan
memiliki susunan linea lateralis yang lengkap sempurna dan bentuknya hampir
menyerupai garis lurus.
4.2.2 Ikan Katung (Peristolepis grooti)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, Ikan Katung
memiliki bentuk tubuh lonjong ,memilki bentuk
mulut tipe terminal dan bibirnya dapat ditonjolkan ke
depan (prortactile), badan dan kepala bersisik kasar ,mata terletak sedikit ke
atas dari sudut mulut, memilki ekor
tipe bundar. Ikan katung memiliki lima sirip diantaranya sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip anal, dan sirip ekor, dengan rumus sirip yaitu D. XI,15
P.26 V.I,28 A.II,12 C.15. Memiliki sisik di depan sirip punggung = 16,
Sisik pipi = 8, Sisik di sekeliling badan = 58, Sisik batang ekor = 22, Sisik
pada garis rusuk = 52, Sisik di atas dan di bawah garis rusuk = 60. Memiliki susunan
linea lateralis sempurna dan bentuknya melengkung keatas.
4.2.3 Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, Ikan Tambakan memiliki Bentuk tubuh pipih kompressed,
kepala bersisik, mulut subterminal, berukuran sempit dan protractil, rahang
tidak bergerigi, bibir tebal, kedua bibir berlipatan, moncong berukuran pendek,
sirip punggung terletak di belakang kepala bagian anterior badan, permulaan
sirip punggung persis sama dengan permulaan sirip perut., Ikan tambakan
memiliki lima sirip diantaranya sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip
anal, dan sirip ekor Dengan rumus sirip nya yaitu : D.XVII,16 P.11 V.I 2,6 A.4,18 C.15. Ikan tambakan
memiliki sisik di depan sirip punggung = 18, Sisik pipi = 14, Sisik di
sekeliling badan = 64, Sisik batang ekor = 22, Sisik pada garis rusuk = 56, Sisik
di atas dan di bawah garis rusuk = 68. Memiliki susunan linea lateralis
sempurna dan bentuknya hampir menyerupai garis lurus.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
data dari hasil dan pembahasan praktikum dapat disimpulkan bahwa ikan paweh (Osteochillus
hasellti), ikan katung (Peristolepis grooti), ikan tambakan (Helostoma temmincki)
memiliki
keadaan tubuh yang berbeda-beda sesuai dengan bagaimana caranya hidup didalam
lingkungannya. Tiap spesies ikan mempunyai ciri-ciri yang berbeda antara
spesies yang satu dengan spesies yang lain. Salah satu perbedaan
dapat dilihat dari jumlah jari – jari sirip, susunan linea
lateralis, bentuk linea lateralis, dan jumlah sisik pada ikan.
Tidak semua
ikan yang terdapat di alam mempunyai kelima sirip tersebut di atas secara
sempurna. Serta terdapat juga perbedaan yang mendasar rmengenai jumlah
jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah dari sirip ikan tersebut.
5.2 Saran
Agar suasana praktikum terlaksana
dengain baik dan lancar, maka praktikan diharapkan mempersiapkan alat dan materi sebaik
mungkin. Disamping itu
dituntut kehati-hatian dan ketelitian yang amat cermat didalam melakukan
praktikum. Dan diharapkan asisten lebih menjelaskan
secara mendetail tentang praktikum yang dilaksanakan pada waktu itu agar
praktikan lebih mengerti dalam pembuatan laporan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
(Cari sendiri ya, biar ada usaha sedikit) hiyahiya.
Warning : Pandai-pandailah dalam ilmu per-copas-an, admin tidak bertanggung jawab kalau laporan anda di coret asdos).
Apakah ada senyawa atu biokimia untuk terus menumbuh kan ekor dan sirip pada ikan?
BalasHapus