Jumat, 15 Mei 2015

Laporan 3 "Perhitungan Meristik Ikan" | Ikhtiologi

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan merupakan sumberdaya perairan yang dapat di produksi dalam waktu yang relative singkat dibandingkan dengan sumberdaya pertanian dan peternakan.  Perikanan merupakan suatu daya upaya manusia untuk menggali sumberdaya hayati yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Sumber perikanan merupakan salah satu sector yang memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Perikanan adalah suatu usaha atau kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup pada daerah perairan laut maupun perairan tawar yang apabila diolah akan menambah sector pendapatan  bagi orang /badan yang mengelola hasil perikanan ini.
Pengetahuan tentang pengenalan ikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam Ikhtiologi khususnya dalam kegiatan melaksanakan identifikasi, sehingga berdasarkan data yang telah diuraikan dapat dengan mudah mengelompokkan jenis-jenis ikan yang masih termasuk satu golongan ataupun pada ikan yang berlainan jenis maupun golongan.
Pengenalan tehadap ikan-ikan dapat juga dilihat pada bentuk tubuh ikan, dimana sebagian besar spesies ikan yang ada di permukaan bumi tergolong sebagai ikan yang bilateral simetris yaitu ikan yang apabila tubuhnya dibelah dua secara membujur/memanjang tubuh mulai dari pertengahan ujung kepala sampai ke ujung ekor, maka akan menghasilkan dua belahan tubuh yang serupa. Ada juga beberapa spesies ikan yang apabila tubuhnya dibelah dua secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak mencerminkan bagian sebelah kiri yang dikenal dengan istilah non bilateral simetris.
Sebagian besar ikan yang ada dipermukaan bumi ini tergolong sebagai ikan yang bilateral simetris yaitu ikan yang apabila tubuhnya di belah dua secara membujur/memanjang tubuh mulai dari pertengahan ujung kepala sampai ke ujung ekor, maka akan menghasilkan dua belahan tubuh yang serupa. Bagian tubuh yang sebelah kanan merupakan cerminan tubuh sebelah kiri. Ada juga beberapa spesies ikan yang apabila dibelah dua secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak mencerminkan bagian sebelah kiri yang dikenal dengan istilah non bilateral simetris.
Meristik adalah penghitungan secara kuantitatif ciri-ciri (bagian tubuh) ikan, misalnya jumlah dan ukuran sirip.Meristik (ciri yang dapat dihitung) dapat digunakan untuk menggambarkan keterangan-keterangan spesies ikan, atau digunakan untuk identifikasi spesies yang belum diketahui. Ciri-ciri meristik selalu digambarkan dengan angka-angka singkat yg disebut rumus meristik
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum
Tujuan dari pratikum Perhitungan Meristik Ikan adalah untuk meningkatkan pemahaman praktikan dalam mempelajari ikan khususnya menghitung jari-jari sirip ikan, susunan linea lateralis, bentuk linea lateralis, dan jumlah sisik.   
Manfaat dari pratikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui bagaimana cara perhitungan meristik pada tubuh ikan. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat menghitung meristik-meristik ikan baik linea lateralis, sirip maupun sisik.


II. TINJAUAN PUSTAKA
            Ikan adalah salah satu diantara organisme pada kelompok vertebrata dan yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan air di seluruh permukaan bumi, sangat beragam dalam adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah lakunya. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah 21.000 spesies dan diperkirakan akan berkembang mencapai 28.000 spesies. Jumlah spesies yang hidup di muka bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada di permukaan sekitar 43.173 spesies (Saanin, 1984).
            Pada ikan terdapat lima jenis sirip yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Sirip pada ikan berperan dalam penentuan arah dan gerak pada ikan. Kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda dan ada yang bersifat tunggal. Tidak semua spesies ikan yang ada di permukaan bumi ini memiliki kelima sirip tersebut secara utuh. Sirip punggung ada yang menghilang dan ada juga yang bermodifikasi menjadi alat penghisap. Sedangkan sirip dada terletak pada bagian anterior badan dibelakang operculum. Sirip perut terletak pada sisi ventral badan didepan anus. Sirip anus terletak disisi ventral badan persis dibelakang anus. Sirip ekor terletak pada bagian paling anterior dari tubuh ikan, dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi (Manda et al., 2013)
            Linnea lateralis pada ikan adalah suatu garis pada tubuh yang dibentuk oleh pori, jadi linnea lateralis ini dapat ditemukan pada ikan yang bersisik maupun yang tidak bersisik. Bentuk linnea lateralis umumnya bervariasi demikian juga jumlah sisik yang membentuk linnea lateralis (Manda et al., 2013).
            Sirip  pada ikan terdiri dari sirip punggung atau dorsal (D), sirip dada atau sirip pectoral (P), sirip perut atau sirip ventral (V), sirip anus atau anal (A), dan sirip ekor atau sirip caudal (C), dari kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti sirip perut dan sirip dada, ada juga yang bersifat tunggal seperti sirip punggung dan sirip ekor. Tidak semua jenis ikan yang ada dimuka bumi mempunyai kelima sirip tersebut secara sempurna, melainkan ada yang tidak sempurna atau lengkap. Jari-jari sirip pada kelima sirip tersebut ada yang disebut jari-jari lunak, jari-jari keras, jari-jari lemah mengeras (Manda et al., 2013).
            Untuk mengidentifikasi ikan harus diperhatikan tanda – tanda, bentuk dan bagian bentuk tubuh ikan yaitu rumus sirip, perbandingan panjang dan tinggi, bentuk garis rusuk tersebut, bentuk sisik dan gigi beserta susunannya, tulang ingsang. Oleh karena itu satu macam ikan berbeda besarnya disebabkan oleh umur atau kadang – kadang oleh tempat hidupnya. (Saanin, 1984)
            Jumlah sisik pada ikan dapat ditemui didepan sirip punggung, yaitu jumlah sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari permulaan sirip punggung sampai ke belakang kepala, jumlah sisik juga terdapat pada pipi yaitu jumlah baris sisik yang dilalui oleh garis yang ditarik dari mata sampai ke sudut preoperculum, jumlah sisik disekeliling badan, jumlah sisik batang ekor, jumlah sisik pada garis rusuk, dan jumlah sisik atas dan bawah garis rusuk (Kottelat et al., 1993)
            Menurut Rahardjo, 2011, berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalam sisik, sisik dapat di bagi menjadi lima jenis yaitu:
1. Sisik Ganoid, Sisik yang memiliki lapisan terluar yang tersusun dari garam garam ganoid, Sisik jenis ini memiliki tiga lapisan, yaitu gonoide (garam garam anorganikyang sangat keras), cosmid (lapisan non seluler yang sangat kuat), isopedine (didalamnya terdapat pembulu darah kecil)
2. Sisik Cosmoid, Sisik cosmoid terdiri dari beberapa lapis, yaitu sisik yang memiliki bagian terluar disebut vitrodentilie (dilapisi semacam enamel), lapisan bawahnya disebut cosinine (merupakan lapisan yang kuat dan nonceluller) dan bagian terdalam terdapat pemlbuluh darah, syaraf dan substansi tulang isopedine. Sisik jenis ini umumnya hanya terdapat pada jenis ikan fosil dan ikan primitive atau iakan ikan jenis kuno.
3. Sisik Placoid, Mirip bunga mawar dengan dasar bulat atauersegi (bujur sangkar). Memiliki bagian yang menonjol seperti duri yang muncul dari epidermis dan terletak merambah ke belakang di bawah kulit.
4. Sisik Ctenoid, Merupakan sisik yang memiliki stenii pada bagian posteriornya dan bentukan sisir pada bagian anteriornya.
5. Sisik Cycloid, Merupakan sisik yang bentuknya melingkar, yaang mempunyai linkaran tipis dan transparan yang didalamnya terdapat garis-garis melingkar disebut circulii, anulii, radii, dan focus serta pada bagian belakang mempunyai gerigi.



III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi tentang “Perhitungan Meristik Ikan” ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 April 2015 jam 13.00-15.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah serbet, tissu, nampan, alat tulis, jarum, dan buku penuntun praktikum.
 Adapun bahan yang digunakan pada praktikum “Perhitungan Meristik Ikan” ini adalah ikan paweh (Osteochillus hasellti), ikan katung (Peristolepis grooti), ikan tambakan (Helostoma temmincki).
3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum “Perhitungan Meristik Ikan” ini adalah dengan mengamati ikan-ikan sampel secara langsung pada bagian linea lateralis, jari-jari sirip, dan sisik-sisik ikan.
3.4  Prosedur Praktikum
     Dalam praktikum ini pertama sekali kita mengamati ikan yang telah ditentukan untuk dipraktikumkan. Ikan yang telah diletakkan di atas nampan untuk diamati kemudian di gambar morfologinya dibuku penuntun praktikum ikhtiologi lengkap dengan  klasifikasinya. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan perhitungan jumlah jari-jari sirip yang terdiri dari jari-jari lemah, jari-jari lemah mengeras dan jari – jari keras. Sebelum menghitung jari-jari tersebut, praktikan harus benar-benar mengetahui masing-masing dari jenis jari-jari sirip pada ikan yang dipraktikumkan. Setelah menghitung jari-jari sirip, praktikan melakukan pengamatan tentang susunan linea lateralis. Praktikan menentukan susunan linea lateralis apa yang terdapat pada ikan yang diamati, lengkap dan sempurna, lengkap tetapi tidak sempurna, atau tidak lengkap. Kemudian, menentukan bentuk linea lateralis. Dan terakhir menghitung jumlah sisik pada ikan, jika ikan yang diamati oleh praktikan termasuk dalam ikan yang bersisik.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Hasil
4.1.1    Ikan Paweh (Osteochilus hasselti)
Klasifikasi ikan paweh adalah Kelas: Actinopterygii, Ordo: Cypriniformes,Family : Cyprinidae, Genus : Osteochilus, dan spesies : Osteochilus hasselti



 








Gambar 1. Ikan Paweh (Osteochilus hasselti)
Ikan Paweh (Osteochilus hasselti) dengan ciri-ciri bentuk tubuh pipih dan langsing, bilateral simetris, tubuh berwarna kekuning-kuningan sedangkan bagian siripnya berwarna kemerah-merahan, memiliki sepasang sungut yang pendek terletak di sudut mulut, kepalanya tumpul, tubuh diliputi sisik, bentuk mulutnya terminal, linea lateralis sempurna, siripnya terdiri dari jari-jari keras, lemah mengeras dan jari-jari lemah.
4.1.2    Ikan Katung (Peristolepis grooti)
            Klasifikasi ikan Katung adalah Kelas : Osteichthyes, Ordo : Perciformes, Family : Pristolepididae, Genus : Peristolepis, dan Spesies : Peristolepis grooti.







Gambar 2. Ikan Katung (Peristolepis grooti)
Ikan katung (Peristolepis grooti) memiliki ciri tubuh yaitu badan berbentuk lonjong, bibirnya dapat ditonjolkan ke depan (protactile), badan dan kepala bersisik kasar, mata terletak sedikit ke atas dari sudut mulut
4.1.3    Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Klasifikasi  ikan  Tambakan adalah  Kelas : Actinopterygii, Ordo : Perciformes, Family : Helostomatidae, Genus : Helostoma, dan Spesies : Helostoma temmincki









Gambar 3. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Ikan tambakan (Helostoma temmincki) memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri berbentuk nyaris bundar atau mengarah cembung ke luar, sementara sirip dadanya yang berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Di kedua sisi tubuhnya terdapat gurat sisi, pola berupa garis tipis yang berawal dari pangkal celah insangnya sampai pangkal sirip ekornya.
Selanjutnya hasil yang didapat pada praktikum Jari-jari sirip, Linea Lateralis, Perhitungan Sisik dan Meristik ikan sebagai berikut :
Jari-jari sirip Ikan Paweh (Osteochilus hasselti)  :
D.I, 16             P. II, 18. 6                   V. 18               A. I,6               C. II, 27
Jari-jari sirip Ikan Katung (Peristolepis grooti)  :
D. XI,15          P.26                 V.I,28              A.II,12                        C.15
Jari-jari sirip Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) :
D.XVII, 16                 P.11                 V.I 2,6             A.4,18             C.15
Tabel 1. Perhitungan Jumlah Sisik
No
Ciri-ciri
Nama Ikan
Ikan
Paweh
Ikan
Katung
Ikan Tambakan
1
Sisik di depan sirip punggung
4
16
18
2
Sisik pipi
-
8
14
3
Sisik di sekeliling badan
30
58
64
4
Sisik batang ekor
14
22
22
5
Sisik pada garis rusuk
100
52
56
6
Sisik di atas dan di bawah garis rusuk
36
60
68


Tabel 2. Linea Lateralis
No
Ciri-ciri
Nama Ikan
Ikan Paweh
Ikan Katung
Ikan Tambakan
1
Susunan linea lateralis
Lengkap  sempurna
Lengkap sempurna
Lengkap sempurna
2
Bentuk linea lateralis
Hampir menyerupai garis lurus
Melengkung keatas
Hampir menyerupai garis lurus
3
Jumlah baris linea lateralis
1 baris
1 baris
1 baris

4.2       Pembahasan
4.2.1    Ikan Paweh (Osteochillus hasellti)            
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, Ikan paweh memiliki bentuk tubuh pipih compressed, ekor bercagak, mulut berbentuk terminal dan moncong dapat disembulkan ke luar (protaktil), bibir bawah dan atas berlipatan, terdapat sepasang lubang hidung, tidak terdapat tubus keras pada bagian moncong, pada bagian perut membesar, mempunyai bintik hitam pada bagian batang ekor, pada sirip dada dan perut berwarna merah terang pada ikan segar. Pada bagian dada dan perut terdapat bintik warna agak kemerahan pada sisik, tipe sisik cycloid. Posisi sirip punggung pada pertengahan badan, bentuk kepala kecil dan ekor bercagak. Ikan katung memiliki lima sirip diantaranya sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal, dan sirip ekor, rumus sirip yaitu D. I, 16  P. II, 18. 6 V. 18 A. I,6 C. II,27 , Memiliki sisik di depan sirip punggung = 4, Sisik pipi tidak ada, Sisik di sekeliling badan = 30, Sisik batang ekor = 14, Sisik pada garis rusuk = 100, Sisik di atas dan di bawah garis rusuk = 36. Dan memiliki susunan linea lateralis yang lengkap sempurna dan bentuknya hampir menyerupai garis lurus.
4.2.2    Ikan Katung (Peristolepis grooti)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, Ikan Katung memiliki bentuk tubuh lonjong ,memilki bentuk mulut tipe terminal dan bibirnya dapat ditonjolkan ke depan (prortactile), badan dan kepala bersisik kasar ,mata terletak sedikit ke atas dari sudut mulut, memilki ekor tipe bundar. Ikan katung memiliki lima sirip diantaranya sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal, dan sirip ekor, dengan rumus sirip yaitu D. XI,15 P.26  V.I,28 A.II,12 C.15. Memiliki sisik di depan sirip punggung = 16, Sisik pipi = 8, Sisik di sekeliling badan = 58, Sisik batang ekor = 22, Sisik pada garis rusuk = 52, Sisik di atas dan di bawah garis rusuk = 60. Memiliki susunan linea lateralis sempurna dan bentuknya melengkung keatas.
4.2.3    Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, Ikan Tambakan memiliki Bentuk tubuh pipih kompressed, kepala bersisik, mulut subterminal, berukuran sempit dan protractil, rahang tidak bergerigi, bibir tebal, kedua bibir berlipatan, moncong berukuran pendek, sirip punggung terletak di belakang kepala bagian anterior badan, permulaan sirip punggung persis sama dengan permulaan sirip perut., Ikan tambakan memiliki lima sirip diantaranya sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal, dan sirip ekor Dengan rumus sirip nya yaitu : D.XVII,16  P.1V.I 2,6   A.4,18   C.15. Ikan tambakan memiliki sisik di depan sirip punggung = 18, Sisik pipi = 14, Sisik di sekeliling badan = 64, Sisik batang ekor = 22, Sisik pada garis rusuk = 56, Sisik di atas dan di bawah garis rusuk = 68. Memiliki susunan linea lateralis sempurna dan bentuknya hampir menyerupai garis lurus.




V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1       Kesimpulan
Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan praktikum dapat disimpulkan bahwa  ikan paweh (Osteochillus hasellti), ikan katung (Peristolepis grooti), ikan tambakan (Helostoma temmincki) memiliki keadaan tubuh yang berbeda-beda sesuai dengan bagaimana caranya hidup didalam lingkungannya. Tiap spesies ikan mempunyai ciri-ciri yang berbeda antara spesies yang satu dengan spesies yang lain. Salah satu  perbedaan dapat dilihat dari jumlah jari – jari sirip,  susunan linea lateralis, bentuk linea lateralis, dan jumlah sisik pada ikan.
Tidak semua ikan yang terdapat di alam mempunyai kelima sirip tersebut di atas secara sempurna. Serta terdapat juga perbedaan yang mendasar rmengenai jumlah jari-jari keras, lemah mengeras, dan lemah dari sirip ikan tersebut.
5.2       Saran
Agar suasana praktikum terlaksana dengain baik dan lancar, maka praktikan diharapkan mempersiapkan alat dan materi sebaik mungkin. Disamping itu dituntut kehati-hatian dan ketelitian yang amat cermat didalam melakukan praktikum. Dan diharapkan asisten lebih menjelaskan secara mendetail tentang praktikum yang dilaksanakan pada waktu itu agar praktikan lebih mengerti dalam pembuatan laporan nantinya.

DAFTAR PUSTAKA
(Cari sendiri ya, biar ada usaha sedikit) hiyahiya.

Warning : Pandai-pandailah dalam ilmu per-copas-an, admin tidak bertanggung jawab kalau laporan anda di coret asdos).


1 komentar:

  1. Apakah ada senyawa atu biokimia untuk terus menumbuh kan ekor dan sirip pada ikan?

    BalasHapus