I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ikhtiologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu “Ichtyes” yang artinya ikan dan
“Logos” artinya ilmu. Ikhtiologi
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek
kehidupannya. Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari Morfologi ikan yaitu
bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat
ikan tersebut di perairan. Morfologi
ikan merupakan bentuk luar ikan, yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat
dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan entah itu pada perairan laut,
payau maupun tawar.
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk
luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan
diingat dalammempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar
organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang
kelihatan dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis
hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah,
terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalamimetamorfosis dan
mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada
sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi
perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit.
Secara umum pengukuran karakter morfometrik ini bertujuan untuk
mengetahuivariasi morfologi dari beberapa spesies ikan yang berbeda, atau
spesies yang sama dari populasi yang berbeda. Metode morfometrik bersama dengan
metode meristik menjadi dasar dalam pengklasifikasian ikan pada awal mula ilmu
taksonomi ikan berkembang. Secara umum morfometrik terbagi dua yaitu
tradisional morfometrik dan trussnetwork morfometrik. Metode pertama adalah
metode yang pertama dikembangkan sedangkan metode yang kedua adalah metode yang
kemudian dikembangkan
Setiap
ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin,
dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi kehidupan ikan di antaranya adalah makanan, derajat keasaman (pH)
air, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara sendiri sendiri
maupun secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan mempunyai umur yang
sama namun ukuran mutlak di antara keduanya dapat saling berbeda.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah agar mahasiswa mengetahui ukuran morfometrik dari berbagai jenis ikan
yang telah dipraktikumkan,
Kemudian adapun manfaat dari pratikum
ini yaitu diharapkan kepada mahasiswa mampu memahami dan mengetahui bagian-bagian
ikan apa saja yang diukur serta bagaimana cara melakukan pengukuran tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah salah satu diantara organisme pada kelompok
vertebrata dan yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan air di
seluruh permukaan bumi, sangat beragam dalam adaptasi morfologi, fisiologi dan
tingkah lakunya. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah 21.000
spesies dan diperkirakan akan berkembang mencapai 28.000 spesies. Jumlah
spesies yang hidup di muka bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies
vertebrata yang ada di permukaan sekitar 43.173 spesies (Saanin, 1984).
Pengenalan
struktur ikan tidak lepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang
merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari
jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan
tersebut di perairan. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap
lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus (Rajabnadia,
2009).
Setiap ikan mempunyai ukuran yang
berbeda-beda, tergantung pada umur,
jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan diantaranya adalah makanan, pH, suhu,
dan salinitas. Faktor-faktor tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun
secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor
ikan memiliki umur yang sama, namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat
saling berbeda. Ukuran ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan
bagian tubuh lainnya (Irfan 2009).
Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil
dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran
standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang
sirip punggung atau tinggi badan atau ekor (Rajabnadia, 2009).
Menurut Yusnaini, dkk (2010)
mengemukakan bahwa pengukuran mofometrik merupakan pengukuran yang diambil dari
satu titik ke titik yang lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran
standar ikan antara lain panjang standar, moncong/bibir, sirip punggung atau
tinggi badan dan ekor. Ikan bertulang belakang memiliki beraneka ragam
karakteristik tubuh sehingga bentuk badan dan ukuran berbeda. (Yusnaini, dkk. 2010)
Ikan pantau (Rasbora argyrotaenia) merupakan ikan yang berukuran kecil,
memiliki sirip punggung berukuran pendek, sirip dada, sirip perut, dan sirip
anal serta sirip ekor. Tipe ekornya rhomboid dan memiliki sisik. Garis rusuk
sempurna mulai dari mulut operculum sampai ke pangkal ekor, tidak memiliki
jari-jari lemah yang mengeras serta terletak di belakang sirip perut. Posisi
mulutnya terminal dan mulut tidak mempunyai sungut. Untuk mengmati ikan pantau
ini diperlukan lup atau kaca pembesar. Ciri-ciri yang khas dari ikan pantau ini
adalah perutnya yang buncit. Ikan ini biasa nya hidup diperairan tawar, seperti
sungai atau saluran-saluran air (Pamungkas, 2000).
Ikan toman (Channa micropeltes) memiliki nama daerah : tauman, toman, taubang
dan tomang. Sebutan giant snakehead bagi toman merujuk pada bodinya yang
bongsor sampai mencapai 1,5 meter. Saat masih kecil berwarna coklat kemerahan,
tetapi setelah besar akan berwarna abu-abu gelap dengan orak batikan di
tubuhnya. Kegunaan utama ikan ini sebagai kan konsumsi, ikan pancingan dan ikan
hias. (Kuncoro, 2009)
Sepat mutiara (Trichogaster leeri) adalah sejenis ikan hias air tawar anggota
suku gurami (Osphronemidae). Dalam bahasa Inggris disebut Pearl gourami, Mosaic
gourami atau Lace gourami merujuk pada pola warna berbintik-bintik indah dengan
garis hitam di sisi tubuhnya. Sepat mutiara adalah ikan yang cinta damai. Ikan
ini dapat hidup bercampur dengan jenis-jenis ikan lainnya, namun sebaiknya
jangan digabungkan dengan ikan-ikan yang bersifat agresif atau terlalu aktif. Ikan
yang bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang keseluruhan beserta
ekor hingga 120mm. Berwarna abu-abu atau kebiruan dengan pola butir-butir
berwarna kehijauan atau keperakan serupa mutiara banyak sekali. Sebuah pita
berwarna gelap berjalan pada tengah sisi tubuh, mulai dari ujung moncong
melewati mata dan berakhir dengan sebuah bintik pada pangkal ekor. Hewan jantan
lebih berwarna-warni, dengan tenggorokan dan sirip dubur bagian depan berwarna
kemerahan. (Kottelat, dkk. 1993)
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Senin, tanggal 13 April 2015 pukul 13:00-15:00 WIB. Adapun
pratikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang
Baru, Panam, Pekanbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah nampan,
sarung
tangan, kalkulator, alat tulis, tissue, serbet dan masker.
Bahan yang digunakan adalah
beberapa dari jenis ikan komersil yang ada di Pekanbaru. Pada praktikum ini
yang digunakan ada tiga jenis ikan, yaitu ikan pantau (Rasbora argyrotaenia), ikan toman
(Channa micropeltes), dan ikan sepat mutiara (Trichogaster leeri)
3.3 Metode
Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan secara
langsung. dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara
mengamati secara langsung di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.4 Prosedur Pratikum
Prosedur praktikum dimulai dengan menggambarkan ikan sampel yang
terdapat pada meja praktek ke dalam buku penuntun praktikum, minimal 3 jenis
ikan yang berbeda. Pada sudut kanan atas
gambar, buat klasifikasi ikan dari Kelas sampai Spesies. Pada
bagian bawah gambar lengkapi dengan deskripsi ikan yang telah
digambar,
mulai dari bentuk tubuh ikan; posisi dan bentuk mulut; ukuran rostrum (moncong);
kondisi bibir; posisi mata; sisik pada tubuh; linea lateralis; sirip-sirip;
serta modifikasi sirip jika ada. Kemudian membuat tabel data hasil
pengukuran morfometrik tubuh ikan yang telah digambar yang selanjutnya membuat
tabel hasil pengukuran dalam persen (%) dari panjang baku.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Berikut adalah hasil pengkuran morfometrik
ikan yang dipraktikumkan.
4.1.1 Ikan Pantau (Rasbora argyrotaenia)
Klasifikasi ikan pantau (Rasbora
argyrotaenia) adalah sebagai berikut:
Kelas : Actinopterygiii
Ordo : Cipriniformes
Family : Ciprinidae
Genus : Rasbora
Spesies : Rasbora argyrotaenia
Gambar 1. Ikan Pantau (Rasbora argyrotaenia)
Ikan Pantau
memiliki bentuk tubuh mamanjang hampir persegi dan tubuhnya ditutupi oleh sisik
cycloit. Mempunyai bentuk mulut yang non proctractile yaitu mulut ikan yang
tidak dapat disembulkan kedepan. Mulutnya leber, sudut mulut dengan bola mata
sedikit kebelakang bola mata. Bibir tebal dan hanya bibir atas yang berlipatan.
Bentuk bibir atas bergerigi serta moncong ikan yang tumpul. Ikan Pantau ini
tidak memiliki sungut. Ikan ini hidup secara bergerombol, tubuh berwarna putih
punggung agak kehitaman. Pada pertengahan punggung terdapat sirip punggung yang
disokong oleh jari-jari sirip, semua sirp berwarna kemerahan dan mempumyai
bercakl hitam, sirip ekor bercagak panjang hampir sam dengan tinggi badan. Berikut tabel hasil perhitungan morfometrik
tubuh ikan pantau (Rasbora argyrotaenia).
Tabel 1. Hasil Pengukuran Morfometrik
Ikan Pantau
No
|
Morfometrik
|
Ukuran(cm)
|
Persentase (%)
|
1.
|
Panjang Total
|
12,5
|
132
|
2
|
Panjang cagak
|
10,5
|
111
|
3
|
Panjang Baku
|
9,5
|
100
|
4
|
Panjang kepala
bagian dorsal
|
1,5
|
16
|
5
|
Panjang kepala
bagian lateral
|
2,2
|
23
|
6
|
Panjang pre
dorsal
|
3
|
32
|
7
|
Panjang pangkal
ekor-dorsal
|
3
|
32
|
8
|
Panjang pangkal
ekor-anal
|
1,5
|
16
|
9
|
Panjang
anal-pelvik
|
2,5
|
26
|
10
|
Tinggi kepala di
mata
|
1
|
11
|
11
|
Tinggi kepala di
tengkuk
|
1,5
|
16
|
12
|
Tinggi badan di
pelvik
|
1,8
|
19
|
13
|
Tinggi badan di
awal dorsal
|
2
|
21
|
14
|
Tinggi badan di
akhir anal
|
1,8
|
19
|
15
|
Tinggi batang
ekor
|
1
|
11
|
16
|
Tinggi dasar
ekor
|
1
|
11
|
17
|
Diameter bola
mata
|
0,3
|
3
|
18
|
Panjang dasar
sirip pectoral
|
0,3
|
3
|
19
|
Panjang dasar
sirip dorsal
|
1,5
|
16
|
20
|
Panjang sirip
pelvik
|
1
|
11
|
21
|
Panjang dasar
sirip anal
|
1
|
11
|
22
|
Panjang sungut
|
-
|
-
|
23
|
Panjang jari
sirip dorsal terpanjang
|
0,5
|
6
|
24
|
Panjang jari
sirip pectoral terpanjang
|
1,5
|
16
|
25
|
Panjang cuping
sirip ekor bag. Atas
|
2,5
|
26
|
26
|
Panjang cuping
sirip ekor bag. Bawah
|
2,6
|
274
|
4.1.2
Ikan Toman (Channa
micropeltes)
Klasfikasi Ikan Toman (Channa micropeltes) adalah sebagai berikut :
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa micropeltes
Gambar 2. Ikan Toman (Channa
micropeltes)
Ikan toman memiliki bentuk kepala
picak dan badan pipih membulat. Ikan toman memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (pinnae
dorsalis), sirip dada (pinnae pectoralis), sirip perut (pinnae ventralis),
sirip dubur (pinnae analis) dan sirip ekor (pinnae caudalis). Sirip punggung
panjang hamper kepangkal ekor dan sirip dubur
panjang hingga kepangkal ekor. Sirip ekor mendatar dan berada di belakang..
Linea lateralisnya lurus. Berikut tabel hasil perhitungan morfometrik tubuh
ikan pantau (Channa micropeltes)
Tabel 2. Hasil Pengukuran Morfometrik
Ikan Toman
No
|
Morfometrik
|
Ukuran (cm)
|
Persentase (%)
|
1.
|
Panjang Total
|
16,5
|
118
|
2.
|
Panjang Baku
|
14
|
100
|
3.
|
Panjang kepala
bagian dorsal
|
4,5
|
32
|
4.
|
Panjang kepala
bagian lateral
|
5
|
36
|
5.
|
Panjang pre
dorsal
|
1
|
7
|
6.
|
Panjang pangkal
ekor-dorsal
|
1,8
|
13
|
7.
|
Panjang pangkal
ekor-anal
|
1,5
|
11
|
8.
|
Panjang
anal-pelvik
|
1
|
7
|
9.
|
Tinggi kepala di
mata
|
1,5
|
11
|
10.
|
Tinggi kepala di
tengkuk
|
2,2
|
16
|
11.
|
Tinggi badan di
pelvik
|
2,4
|
17
|
12.
|
Tinggi badan di
awal dorsal
|
2,5
|
18
|
13.
|
Tinggi badan di
akhir anal
|
2,3
|
16
|
14.
|
Tinggi batang
ekor
|
1,4
|
10
|
15.
|
Tinggi dasar
ekor
|
1,5
|
11
|
16.
|
Diameter bola
mata
|
0,5
|
4
|
17.
|
Panjang dasar
sirip pectoral
|
0,5
|
4
|
18.
|
Panjang dasar
sirip dorsal
|
0,8
|
57
|
19.
|
Panjang sirip
pelvik
|
0,7
|
5
|
20.
|
Panjang dasar
sirip anal
|
6,5
|
46
|
21.
|
Panjang sungut
|
-
|
-
|
22.
|
Panjang jari
sirip dorsal terpanjang
|
1,5
|
10
|
23.
|
Panjang jari
sirip pectoral terpanjang
|
1,3
|
9
|
24.
|
Panjang cuping
sirip ekor bag. Atas
|
-
|
-
|
25.
|
Panjang cuping
sirip ekor bag. Bawah
|
-
|
-
|
4.1.3 Ikan Sepat
Mutiara (Trichogaster leeri)
Klasifikasi Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster
leeri) adalah sebagai berikut:
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Osphronemidae
Genus : Trichogaster
Spesies : Trichogaster
leeri
Gambar 3. Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri)
Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri) memiliki bentuk
tubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang keseluruhan beserta ekor
hingga 120mm. Berwarna abu-abu atau kebiruan dengan pola butir-butir berwarna
kehijauan atau keperakan serupa mutiara banyak sekali. Sebuah pita berwarna
gelap berjalan pada tengah sisi tubuh, mulai dari ujung moncong melewati mata
dan berakhir dengan sebuah bintik pada pangkal ekor. Hewan jantan lebih
berwarna-warni, dengan tenggorokan dan sirip dubur bagian depan berwarna
kemerahan.
Tabel 3. Hasil Pengukuran
Morfometrik Ikan Sepat Mutiara
No
|
Morfometrik
|
Ukuran (cm)
|
Persentase (%)
|
1.
|
Panjang Total
|
8
|
133
|
2.
|
Panjang Baku
|
6
|
100
|
3.
|
Panjang kepala
bagian dorsal
|
1,3
|
22
|
4.
|
Panjang kepala
bagian lateral
|
1,5
|
25
|
5.
|
Panjang pre
dorsal
|
2
|
3
|
6.
|
Panjang pangkal
ekor-dorsal
|
2
|
33
|
7.
|
Panjang pangkal
ekor-anal
|
0,3
|
5
|
8.
|
Panjang
anal-pelvik
|
0,5
|
8
|
9.
|
Tinggi kepala di
mata
|
1,2
|
20
|
10.
|
Tinggi kepala di
tengkuk
|
2
|
33
|
11.
|
Tinggi badan di
pelvik
|
2
|
33
|
12.
|
Tinggi badan di
awal dorsal
|
2,6
|
43
|
13.
|
Tinggi badan di
akhir anal
|
2,1
|
35
|
14.
|
Tinggi batang ekor
|
0,7
|
12
|
15.
|
Tinggi dasar
ekor
|
0,6
|
10
|
16.
|
Diameter bola
mata
|
0,4
|
7
|
17.
|
Panjang dasar
sirip pectoral
|
0,3
|
5
|
18.
|
Panjang dasar
sirip dorsal
|
1,3
|
22
|
19.
|
Panjang dasar
sirip anal
|
4,2
|
70
|
20.
|
Panjang sungut
|
-
|
-
|
21.
|
Panjang jari
sirip dorsal terpanjang
|
0,5
|
8
|
22.
|
Panjang jari
sirip pectoral terpanjang
|
1
|
17
|
23.
|
Panjang cuping
sirip ekor bag. Atas
|
-
|
-
|
24.
|
Panjang cuping
sirip ekor bag. Bawah
|
-
|
-
|
4.2 Pembahasan
Bentuk dan ukuran dari setiap jenis
ikan berbeda-beda. Perbedaan ini biasa digunakan dalam proses pengklasifikasian
dan penggolongan suatu jenis ikan. Untuk dapat mengetahui perbedaan ukuran
tubuh setiap jenis ikan, tentu dilakukan pengukuran untuk mendapatkan data
mengenai ukuran tubuh ikan tersebut. Dalam Rajabnadia (2009) dijelaskan bahwa
Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke
titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan
antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung
atau tinggi badan atau ekor.
Pada pengamatan yang dilakukan dalam
praktikum ini, bagian-bagian tubuh ikan yang diukur yaitu panjang total tubuh
ikan, panjang baku, tinggi badan, panjang batang ekor, tinggi batang ekor,
tinggi sirip punggung atau dubur, panjang jari-jari sirip, panjang jari-jari
sirip dada yang terpanjang, panjang kepala, lebar kepala, dan lebar pembukaan
mulut ikan tersebut.
Pengukuran yang dilakukan pada ikan
pantau (Rasbora argyrotaenia), diperoleh data yaitu panjang total : 12,5 cm,
panjang baku : 9,5 cm, panjang cagak : 10,5 cm, Panjang kepala bagian dorsal :
1,5 cm, panjang kepala bagian lateral : 2,2 cm, panjang pre dorsal : 3 cm,
Panjang pangkal ekor dorsal : 3 cm, Tinggi badan di pelvik : 1,8 cm, tinggi
batang ekor : 1 cm, diameter bola mata : 0,3 cm, panjang dasar sirip pectoral : 0,3 cm,
panjang dasar dirp dorsal : 1,5 cm, Panjang jari sirip dorsal terpanjang : 0,5
cm, Panjang jari sirip pectoral terpanjang : 1,5 cm.
Pada pengukuran yang dilakukan
terhadap ikan toman (Channa micropeltes) diperoleh data yaitu panjang total :
16,5 cm, panjang baku : 14 cm, Panjang
kepala bagian dorsal : 4,5 cm, panjang kepala bagian lateral : 5 cm, panjang
pre dorsal : 1 cm, Panjang pangkal ekor dorsal : 1,8 cm, Tinggi badan di pelvik
: 2,4 cm, tinggi batang ekor : 1,4 cm, diameter bola mata : 0,5 cm, panjang dasar sirip pectoral : 0,5 cm,
panjang dasar dirp dorsal : 0,8 cm,
Panjang jari sirip dorsal terpanjang : 1,5 cm, Panjang jari sirip pectoral
terpanjang : 1,3 cm.
Sedangkan pada Pengukuran yang
dilakukan terhadap ikan sepat mutiara (Trichogaster
leeri), diperoleh data yaitu panjang total : 8 cm, panjang baku : 6 cm,
Panjang kepala bagian dorsal : 1,3 cm, panjang kepala bagian lateral : 1,5 cm,
panjang pre dorsal : 2 cm, Panjang pangkal ekor dorsal : 32cm, Tinggi badan di
pelvik : 2 cm, tinggi batang ekor : 0,7 cm, diameter bola mata : 0,4 cm, panjang dasar sirip pectoral : 0,3 cm,
panjang dasar dirp dorsal : 1,3 cm, Panjang jari sirip dorsal terpanjang : 0,5
cm, Panjang jari sirip pectoral terpanjang : 1 cm.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang
telah dilaksanakan tentang “Morfometrik Tubuh Ikan”
dapat disimpulkan
bahwasannya ikan Pantau (Rasbora argyrotaenia), toman (Channa micropeltes), sepat mutiara (Trichogaster leeri) memiliki ukuran bagian tubuh yang berbeda-beda. Bagian tubuh itu antara lain panjang total, panjang
baku, panjang kepala bagian dorsal, panjang kepala bagian lateral, panjang pre
dorsal, panjang pangkal ekor-dorsal, panjang pangkal ekor-anal, panjang anal
pelvik, tinggi kepala di mata, tinggi kepala di tengkuk, tinggi baan di pelvik,
tinggi badan di awal dorsal, tinggi badan di akhir anal, tinggi batang ekor,
tinggi dasar ekor, diameter bola mata, panjang dasar sirip pectoral, panjang
dasar sirip dorsal, panjang sirip pelvik, panjang dasar sirip anal, panjang
jari sirip dorsal terpanjang, panjang jari sirip pectoral terpanjang, panjang
cuping sirip ekor bagian atas, panjang cuping sirip ekor bagian bawah.
Perbedaan masing-masing ukuran ini sesuai dengan fungsi dan peranannya. Serta metode
morfometrik ikan dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian ikan.
5.2 Saran
Agar pratikum ikhtiologi yang dapat berjalan dengan baik dan lancar maka
diharapkan para asisten untuk selalu mendampingi praktikan dalam melakukan pratikumnya supaya apabila
terjadi kekeliruan langsung dapat dibantu oleh asisten agar praktikum dapat mencapai
hasil yang maksimal untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
(Cari sendiri ya, biar ada usaha sedikit) hiyahiya.
Warning : Pandai-pandailah dalam ilmu per-copas-an, admin tidak bertanggung jawab kalau laporan anda di coret asdos).
0 komentar:
Posting Komentar