Jumat, 15 Mei 2015

Laporan 2 "Morfometrik Tubuh Ikan" | Ikhtiologi

I. PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Ikhtiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ichtyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu. Ikhtiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari Morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.  Morfologi ikan merupakan bentuk luar ikan, yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan entah itu pada perairan laut, payau maupun tawar.
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalammempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalamimetamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit.
Secara umum pengukuran karakter morfometrik ini bertujuan untuk mengetahuivariasi morfologi dari beberapa spesies ikan yang berbeda, atau spesies yang sama dari populasi yang berbeda. Metode morfometrik bersama dengan metode meristik menjadi dasar dalam pengklasifikasian ikan pada awal mula ilmu taksonomi ikan berkembang. Secara umum morfometrik terbagi dua yaitu tradisional morfometrik dan trussnetwork morfometrik. Metode pertama adalah metode yang pertama dikembangkan sedangkan metode yang kedua adalah metode yang kemudian dikembangkan
Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan di antaranya adalah makanan, derajat keasaman (pH) air, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara sendiri sendiri maupun secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan mempunyai umur yang sama namun ukuran mutlak di antara keduanya dapat saling berbeda.
1.2       Tujuan dan Manfaat Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui ukuran morfometrik dari berbagai jenis ikan yang telah dipraktikumkan,
Kemudian adapun manfaat dari pratikum ini yaitu diharapkan kepada mahasiswa mampu memahami dan mengetahui bagian-bagian ikan apa saja yang diukur serta bagaimana cara melakukan pengukuran tersebut.



II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah salah satu diantara organisme pada kelompok vertebrata dan yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan air di seluruh permukaan bumi, sangat beragam dalam adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah lakunya. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah 21.000 spesies dan diperkirakan akan berkembang mencapai 28.000 spesies. Jumlah spesies yang hidup di muka bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada di permukaan sekitar 43.173 spesies (Saanin, 1984).
  Pengenalan struktur ikan tidak lepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus (Rajabnadia, 2009).
Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur,  jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan diantaranya adalah makanan, pH, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun secara  bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan memiliki umur yang sama, namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran ikan adalah jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya (Irfan 2009).
Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor (Rajabnadia, 2009).
Menurut Yusnaini, dkk (2010) mengemukakan bahwa pengukuran mofometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik yang lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, moncong/bibir, sirip punggung atau tinggi badan dan ekor. Ikan bertulang belakang memiliki beraneka ragam karakteristik tubuh sehingga bentuk badan dan ukuran berbeda. (Yusnaini, dkk. 2010)
Ikan pantau (Rasbora argyrotaenia) merupakan ikan yang berukuran kecil, memiliki sirip punggung berukuran pendek, sirip dada, sirip perut, dan sirip anal serta sirip ekor. Tipe ekornya rhomboid dan memiliki sisik. Garis rusuk sempurna mulai dari mulut operculum sampai ke pangkal ekor, tidak memiliki jari-jari lemah yang mengeras serta terletak di belakang sirip perut. Posisi mulutnya terminal dan mulut tidak mempunyai sungut. Untuk mengmati ikan pantau ini diperlukan lup atau kaca pembesar. Ciri-ciri yang khas dari ikan pantau ini adalah perutnya yang buncit. Ikan ini biasa nya hidup diperairan tawar, seperti sungai atau saluran-saluran air (Pamungkas, 2000).
Ikan toman (Channa micropeltes) memiliki nama daerah : tauman, toman, taubang dan tomang. Sebutan giant snakehead bagi toman merujuk pada bodinya yang bongsor sampai mencapai 1,5 meter. Saat masih kecil berwarna coklat kemerahan, tetapi setelah besar akan berwarna abu-abu gelap dengan orak batikan di tubuhnya. Kegunaan utama ikan ini sebagai kan konsumsi, ikan pancingan dan ikan hias. (Kuncoro, 2009)
Sepat mutiara (Trichogaster leeri) adalah sejenis ikan hias air tawar anggota suku gurami (Osphronemidae). Dalam bahasa Inggris disebut Pearl gourami, Mosaic gourami atau Lace gourami merujuk pada pola warna berbintik-bintik indah dengan garis hitam di sisi tubuhnya. Sepat mutiara adalah ikan yang cinta damai. Ikan ini dapat hidup bercampur dengan jenis-jenis ikan lainnya, namun sebaiknya jangan digabungkan dengan ikan-ikan yang bersifat agresif atau terlalu aktif. Ikan yang bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang keseluruhan beserta ekor hingga 120mm. Berwarna abu-abu atau kebiruan dengan pola butir-butir berwarna kehijauan atau keperakan serupa mutiara banyak sekali. Sebuah pita berwarna gelap berjalan pada tengah sisi tubuh, mulai dari ujung moncong melewati mata dan berakhir dengan sebuah bintik pada pangkal ekor. Hewan jantan lebih berwarna-warni, dengan tenggorokan dan sirip dubur bagian depan berwarna kemerahan. (Kottelat, dkk. 1993)




III. BAHAN DAN METODE
3.1       Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 13 April 2015 pukul 13:00-15:00 WIB. Adapun pratikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru.
3.2       Alat dan Bahan
            Alat-alat yang digunakan adalah nampan, sarung tangan, kalkulator, alat tulis, tissue, serbet dan masker.
            Bahan yang digunakan adalah beberapa dari jenis ikan komersil yang ada di Pekanbaru. Pada praktikum ini yang digunakan ada tiga jenis ikan, yaitu ikan pantau (Rasbora argyrotaenia), ikan toman (Channa micropeltes), dan ikan sepat mutiara (Trichogaster leeri)
3.3       Metode Praktikum
            Metode yang digunakan dalam  praktikum ini adalah metode pengamatan secara langsung. dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.4       Prosedur Pratikum
Prosedur praktikum dimulai dengan menggambarkan ikan sampel yang terdapat pada meja praktek ke dalam buku penuntun praktikum, minimal 3 jenis ikan yang berbeda. Pada sudut kanan atas gambar, buat klasifikasi ikan dari Kelas sampai Spesies. Pada bagian bawah gambar lengkapi dengan deskripsi ikan yang telah digambar, mulai dari bentuk tubuh ikan; posisi dan bentuk mulut; ukuran rostrum (moncong); kondisi bibir; posisi mata; sisik pada tubuh; linea lateralis; sirip-sirip; serta modifikasi sirip jika ada. Kemudian membuat tabel data hasil pengukuran morfometrik tubuh ikan yang telah digambar yang selanjutnya membuat tabel hasil pengukuran dalam persen (%) dari panjang baku.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1              Hasil
Berikut adalah hasil pengkuran morfometrik ikan yang dipraktikumkan.
4.1.1    Ikan Pantau (Rasbora argyrotaenia)
Klasifikasi ikan pantau (Rasbora argyrotaenia) adalah sebagai berikut:
Kelas               : Actinopterygiii
Ordo                : Cipriniformes
Family            : Ciprinidae
Genus              : Rasbora
Spesies            : Rasbora argyrotaenia


 









Gambar 1. Ikan Pantau (Rasbora argyrotaenia)
Ikan Pantau memiliki bentuk tubuh mamanjang hampir persegi dan tubuhnya ditutupi oleh sisik cycloit. Mempunyai bentuk mulut yang non proctractile yaitu mulut ikan yang tidak dapat disembulkan kedepan. Mulutnya leber, sudut mulut dengan bola mata sedikit kebelakang bola mata. Bibir tebal dan hanya bibir atas yang berlipatan. Bentuk bibir atas bergerigi serta moncong ikan yang tumpul. Ikan Pantau ini tidak memiliki sungut. Ikan ini hidup secara bergerombol, tubuh berwarna putih punggung agak kehitaman. Pada pertengahan punggung terdapat sirip punggung yang disokong oleh jari-jari sirip, semua sirp berwarna kemerahan dan mempumyai bercakl hitam, sirip ekor bercagak panjang hampir sam dengan tinggi badan. Berikut tabel hasil perhitungan morfometrik tubuh ikan pantau (Rasbora argyrotaenia).
Tabel 1. Hasil Pengukuran Morfometrik Ikan Pantau
No
Morfometrik
Ukuran(cm)
Persentase (%)
1.
Panjang Total
12,5
132
2
Panjang cagak
10,5
111
3
Panjang Baku
9,5
100
4
Panjang kepala bagian dorsal
1,5
16
5
Panjang kepala bagian lateral
2,2
23
6
Panjang pre dorsal
3
32
7
Panjang pangkal ekor-dorsal
3
32
8
Panjang pangkal ekor-anal
1,5
16
9
Panjang anal-pelvik
2,5
26
10
Tinggi kepala di mata
1
11
11
Tinggi kepala di tengkuk
1,5
16
12
Tinggi badan di pelvik
1,8
19
13
Tinggi badan di awal dorsal
2
21
14
Tinggi badan di akhir anal
1,8
19
15
Tinggi batang ekor
1
11
16
Tinggi dasar ekor
1
11
17
Diameter bola mata
0,3
3
18
Panjang dasar sirip pectoral
0,3
3
19
Panjang dasar sirip dorsal
1,5
16
20
Panjang sirip pelvik
1
11
21
Panjang dasar sirip anal
1
11
22
Panjang sungut
-
-
23
Panjang jari sirip dorsal terpanjang
0,5
6
24
Panjang jari sirip pectoral terpanjang
1,5
16
25
Panjang cuping sirip ekor bag. Atas
2,5
26
26
Panjang cuping sirip ekor bag. Bawah
2,6
274

4.1.2        Ikan Toman (Channa micropeltes)
Klasfikasi Ikan Toman (Channa micropeltes) adalah sebagai berikut :
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Family             : Channidae
Genus              : Channa
Spesies            : Channa micropeltes










Gambar 2. Ikan Toman (Channa micropeltes)
Ikan toman memiliki bentuk kepala picak dan badan pipih membulat. Ikan toman memiliki lima  buah sirip, yaitu sirip punggung (pinnae dorsalis), sirip dada (pinnae pectoralis), sirip perut (pinnae ventralis), sirip dubur (pinnae analis) dan sirip ekor (pinnae caudalis). Sirip punggung panjang hamper kepangkal ekor dan sirip dubur  panjang hingga kepangkal ekor. Sirip ekor mendatar dan berada di belakang.. Linea lateralisnya lurus. Berikut tabel hasil perhitungan morfometrik tubuh ikan pantau (Channa micropeltes)
Tabel 2. Hasil Pengukuran Morfometrik Ikan Toman
No
Morfometrik
Ukuran (cm)
Persentase (%)
1.
Panjang Total
16,5
118
2.
Panjang Baku
14
100
3.
Panjang kepala bagian dorsal
4,5
32
4.
Panjang kepala bagian lateral
5
36
5.
Panjang pre dorsal
1
7
6.
Panjang pangkal ekor-dorsal
1,8
13
7.
Panjang pangkal ekor-anal
1,5
11
8.
Panjang anal-pelvik
1
7
9.
Tinggi kepala di mata
1,5
11
10.
Tinggi kepala di tengkuk
2,2
16
11.
Tinggi badan di pelvik
2,4
17
12.
Tinggi badan di awal dorsal
2,5
18
13.
Tinggi badan di akhir anal
2,3
16
14.
Tinggi batang ekor
1,4
10
15.
Tinggi dasar ekor
1,5
11
16.
Diameter bola mata
0,5
4
17.
Panjang dasar sirip pectoral
0,5
4
18.
Panjang dasar sirip dorsal
0,8
57
19.
Panjang sirip pelvik
0,7
5
20.
Panjang dasar sirip anal
6,5
46
21.
Panjang sungut
-
-
22.
Panjang jari sirip dorsal terpanjang
1,5
10
23.
Panjang jari sirip pectoral terpanjang
1,3
9
24.
Panjang cuping sirip ekor bag. Atas
-
-
25.
Panjang cuping sirip ekor bag. Bawah
-
-

4.1.3    Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri)
Klasifikasi Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri) adalah sebagai berikut:
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Family            : Osphronemidae
Genus             : Trichogaster
Spesies            : Trichogaster leeri








Gambar 3. Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri)
Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri) memiliki bentuk tubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang keseluruhan beserta ekor hingga 120mm. Berwarna abu-abu atau kebiruan dengan pola butir-butir berwarna kehijauan atau keperakan serupa mutiara banyak sekali. Sebuah pita berwarna gelap berjalan pada tengah sisi tubuh, mulai dari ujung moncong melewati mata dan berakhir dengan sebuah bintik pada pangkal ekor. Hewan jantan lebih berwarna-warni, dengan tenggorokan dan sirip dubur bagian depan berwarna kemerahan.
Tabel 3. Hasil Pengukuran Morfometrik Ikan Sepat Mutiara
No
Morfometrik
Ukuran (cm)
Persentase (%)
1.
Panjang Total
8
133
2.
Panjang Baku
6
100
3.
Panjang kepala bagian dorsal
1,3
22
4.
Panjang kepala bagian lateral
1,5
25
5.
Panjang pre dorsal
2
3
6.
Panjang pangkal ekor-dorsal
2
33
7.
Panjang pangkal ekor-anal
0,3
5
8.
Panjang anal-pelvik
0,5
8
9.
Tinggi kepala di mata
1,2
20
10.
Tinggi kepala di tengkuk
2
33
11.
Tinggi badan di pelvik
2
33
12.
Tinggi badan di awal dorsal
2,6
43
13.
Tinggi badan di akhir anal
2,1
35
14.
Tinggi batang ekor
0,7
12
15.
Tinggi dasar ekor
0,6
10
16.
Diameter bola mata
0,4
7
17.
Panjang dasar sirip pectoral
0,3
5
18.
Panjang dasar sirip dorsal
1,3
22
19.
Panjang dasar sirip anal
4,2
70
20.
Panjang sungut
-
-
21.
Panjang jari sirip dorsal terpanjang
0,5
8
22.
Panjang jari sirip pectoral terpanjang
1
17
23.
Panjang cuping sirip ekor bag. Atas
-
-
24.
Panjang cuping sirip ekor bag. Bawah
-
-

4.2 Pembahasan
Bentuk dan ukuran dari setiap jenis ikan berbeda-beda. Perbedaan ini biasa digunakan dalam proses pengklasifikasian dan penggolongan suatu jenis ikan. Untuk dapat mengetahui perbedaan ukuran tubuh setiap jenis ikan, tentu dilakukan pengukuran untuk mendapatkan data mengenai ukuran tubuh ikan tersebut. Dalam Rajabnadia (2009) dijelaskan bahwa Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor.
Pada pengamatan yang dilakukan dalam praktikum ini, bagian-bagian tubuh ikan yang diukur yaitu panjang total tubuh ikan, panjang baku, tinggi badan, panjang batang ekor, tinggi batang ekor, tinggi sirip punggung atau dubur, panjang jari-jari sirip, panjang jari-jari sirip dada yang terpanjang, panjang kepala, lebar kepala, dan lebar pembukaan mulut ikan tersebut.
Pengukuran yang dilakukan pada ikan pantau (Rasbora argyrotaenia), diperoleh data yaitu panjang total : 12,5 cm, panjang baku : 9,5 cm, panjang cagak : 10,5 cm, Panjang kepala bagian dorsal : 1,5 cm, panjang kepala bagian lateral : 2,2 cm, panjang pre dorsal : 3 cm, Panjang pangkal ekor dorsal : 3 cm, Tinggi badan di pelvik : 1,8 cm, tinggi batang ekor : 1 cm, diameter bola mata : 0,3 cm,  panjang dasar sirip pectoral : 0,3 cm, panjang dasar dirp dorsal : 1,5 cm, Panjang jari sirip dorsal terpanjang : 0,5 cm, Panjang jari sirip pectoral terpanjang : 1,5 cm. 
Pada pengukuran yang dilakukan terhadap ikan toman (Channa micropeltes) diperoleh data yaitu panjang total : 16,5  cm, panjang baku : 14 cm, Panjang kepala bagian dorsal : 4,5 cm, panjang kepala bagian lateral : 5 cm, panjang pre dorsal : 1 cm, Panjang pangkal ekor dorsal : 1,8 cm, Tinggi badan di pelvik : 2,4 cm, tinggi batang ekor : 1,4 cm, diameter bola mata : 0,5 cm,  panjang dasar sirip pectoral : 0,5 cm, panjang dasar dirp dorsal : 0,8  cm, Panjang jari sirip dorsal terpanjang : 1,5 cm, Panjang jari sirip pectoral terpanjang : 1,3 cm. 
Sedangkan pada Pengukuran yang dilakukan terhadap ikan sepat mutiara (Trichogaster leeri), diperoleh data yaitu panjang total : 8 cm, panjang baku : 6 cm, Panjang kepala bagian dorsal : 1,3 cm, panjang kepala bagian lateral : 1,5 cm, panjang pre dorsal : 2 cm, Panjang pangkal ekor dorsal : 32cm, Tinggi badan di pelvik : 2 cm, tinggi batang ekor : 0,7 cm, diameter bola mata : 0,4 cm,  panjang dasar sirip pectoral : 0,3 cm, panjang dasar dirp dorsal : 1,3 cm, Panjang jari sirip dorsal terpanjang : 0,5 cm, Panjang jari sirip pectoral terpanjang : 1 cm. 


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1       Kesimpulan                                                                                    
            Dari praktikum yang telah dilaksanakan tentang “Morfometrik Tubuh Ikan”  dapat disimpulkan bahwasannya ikan Pantau (Rasbora argyrotaenia), toman (Channa micropeltes), sepat mutiara (Trichogaster leeri) memiliki ukuran bagian tubuh yang berbeda-beda. Bagian tubuh itu antara lain panjang total, panjang baku, panjang kepala bagian dorsal, panjang kepala bagian lateral, panjang pre dorsal, panjang pangkal ekor-dorsal, panjang pangkal ekor-anal, panjang anal pelvik, tinggi kepala di mata, tinggi kepala di tengkuk, tinggi baan di pelvik, tinggi badan di awal dorsal, tinggi badan di akhir anal, tinggi batang ekor, tinggi dasar ekor, diameter bola mata, panjang dasar sirip pectoral, panjang dasar sirip dorsal, panjang sirip pelvik, panjang dasar sirip anal, panjang jari sirip dorsal terpanjang, panjang jari sirip pectoral terpanjang, panjang cuping sirip ekor bagian atas, panjang cuping sirip ekor bagian bawah. Perbedaan masing-masing ukuran ini sesuai dengan fungsi dan peranannya. Serta metode morfometrik ikan dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian ikan.
5.2       Saran
Agar pratikum ikhtiologi yang dapat berjalan dengan baik dan lancar maka diharapkan para asisten untuk selalu mendampingi praktikan dalam melakukan pratikumnya supaya apabila terjadi kekeliruan langsung dapat dibantu oleh asisten agar praktikum dapat mencapai hasil yang maksimal untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
(Cari sendiri ya, biar ada usaha sedikit) hiyahiya.

Warning : Pandai-pandailah dalam ilmu per-copas-an, admin tidak bertanggung jawab kalau laporan anda di coret asdos).

0 komentar:

Posting Komentar