Jumat, 15 Mei 2015

Laporan 1 "Pengenalan Morfologi Spesies Ikan Berbeda" | Ikhtiologi


I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
          Dunia ikan dapat dibagi dalam dua bagian grup yaitu ikan yang tidak berahang (Agnatha) dan ikan yang Berahang (Gnathostomata). Kedua grup ikan tersebut kemudian dikelompokkan dalam tiga kelas utama, yaitu kelas Cephalospidomophi, kelas Condrichthyes, dan kelas Osteichthyes.
         Kelompok lainnya dinamakan ikan bertulang sejati, karena tulangnya sebagian besar terbuat dari pada tulang, mempunyai tutup insang. Sisik biasanya dari jenis cycloid dan ctenoid berupa keping-keping tulang tipis. Osteichthyes dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : Palaeopterygii, terdiri dari ikanikan yang primitif, dan Neopterygii terdiri dari ikanikan yang modern, yaitu ikanikan Ganoid dan Teleostei.
         Ikan adalah hewan vertebrata yang hidup di air, bernafas dengan insang, bergerak dengan sirip, bersifat poikiloterm dan memiliki linnea lateralis. Pada bagian morfologi ikan, dapat dilihat secara jelas dan dapat dibedakan langsung bagian-bagian tubuhnya. Ditinjau dari morfologinya, tubuh ikan dibagi atas tiga bagian, yakni kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (caudal). Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Pada ikan bentuk tubuh setiap individu ikan sangat dipengaruhi oleh sistem rangka, sistem otot dan habitat dimana ikan hidup karena beberapa spesies akan mengalami perubahan bentuk tubuh secara berangsur-angsur, mulai dari larva hingga dewasa sehingga bentuknya menyerupai bentuk induknya. Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda- beda. Perbedaan bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya
              Bentuk badan ikan dapat memberikan informasi yang meyakinkan mengenai ekologi dan perilakunya. Sistim anatomi ikan secara garis besar dapat dikatakan sama, tetapi karena habitat atau tepat hidupnya berbeda, tidak jarang sistim anatomi ikan terssebut dapat termodifikasi baik bentuk dan fungsinya.
             Ikan hidup dibeberapa habitat yaitu: tawar, payau, dan laut dengan memiliki ciri-ciri yang berbeda. Dalam praktikum ikhtiologi ini disediakan 10 ekor ikan, dimana 5 ekor ikan tawar dan 5 ekor ikan laut, namun belum ada informasi lebih akurat dan efektif tentang ikan tersebut dilihat dari bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, dan bentuk ekor, serta habitat masing-masing ikan tersebut. Berdasarkan hal di atas penulis tertarik melakukan praktikum ikhtiologi dengan judul ”Pengenalan Morfologi Spesies Ikan Berbeda”

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum

          Adapun tujuan dari praktikum yang berjudul “Pengenalan Morfologi Spesies Ikan Berbeda”,  adalah untuk mengetahui beberapa bentuk ikan air tawar maupun ikan air laut yang dilihat dari morfologinya, serta melatih mahasiswa dalam mengidentifikasi ikan yang dipraktikumkan.
            Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mendapatkan informasi  tentang beberapa jenis ikan yang disediakan oleh laboratorium, serta untuk  mengetahui jenis–jenis ikan ekonomis yang ada di daerah sekitar Pekanbaru.


II. TINJAUAN PUSTAKA
Keanekaragaman jenis ikan (Pisces) di Indonesia sangat tinggi, sedikitnya terdapat 7.000 jenis baik ikan laut maupun tawar. Untuk menentukan berapa jumlah jenis tersebut maka dibutuhkan suatu keahlian bidang taksonomi (Biosistematik). Salah satu bagian penting dari taksonomi adalah Teknik Identifikasi. Dalam pelaksanaannya, mengidentifikasi suatu jenis ikan bukanlah hal yang mudah karena memerlukan suatu metoda, peralatan tertentu (kaliper, kaca pembesar, mikroskup, dan lainnya); buku atau pustaka mengenai taksonomi, pengenalan jenis, dan pustaka terkait (Haryono, 2009).
Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian (Manda et al, 2005).
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan (Wahyuningsih dan barus, 2006).
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. (Wahyuningsih dan barus, 2006).
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung ekor. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor. Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla) hingga bagian terbelakang operculum atau membran operculum (Jeffri, 2010).
Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang kebanyakan. Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern) hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan tersebut.  Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis, bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011).
Sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubu disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu bentuk membulat, bentuk persegi atau tegak, bentuk sedikit cekung atau berlengkuk tunggal, bentuk bulan sabit, bentuk bercagak, bentuk meruncing dan bentuk lanset (Wahyuningsih dan barus, 2006).
Kulit terdiri atas lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam yang disebut dermis (porium). Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air agar ikan dapat beranang lebih cepat, mencegah infeksi, menutup luka, sebagai lapisan semi permiable yang menghambat masuk keluarnya air melalui kulit (Rahardjo dkk, 2011).
Selais (Cryptopterus bichirrhis), Ikan selais kryptopterus atau lebih dikenal dengan nama Selais biasa merupakan salah satu bagian potensi perairan Riau. Ikan ini masih tergolong ikan air tawar yang hidup secara liar, namun demikian ikan ini mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting. Ikan ini telah menjadi jenis ikan yang sangat digemari oleh masyarakat. Bentuk tubuh ikan bilateral simetris yaitu berbentuk pipih compresed. Ujung kepala  lancip , mempunyai posisi mulut terminal. Ikan mempunyai gurat sisi di sepanjang tubuhnya serta bersisik. Sungut pada ikan selais berukuran pendek, tebal dan berkait (Penuntun Praktikum Ichthyology, 2014).
Mas (Cyprinus carpio), ikan mas memiliki bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak (compressed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protactile). Dibagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut, secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik tipe sikloid (lingkaran), sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung bersebarangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri-ciri sepeti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. Garis gurat sisi (linea lateralis) berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Amri, 2008).
Sapu-sapu (Hyposarcus pardalis),  memiliki tubuh yang ditutupi oleh sisik keras kecuali bagian perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut terletak dibagian kepala dan berbentuk cakram, memiliki adipose fin yang berduri (Kottelat et al 1993). Semua sirip kecuali sirip ekor, selalu diawali dengan jari-jari keras. Sirip punggung lebar dengan 7 jari-jari lemah (Hypostomus sp) atau 10-13 jari-jari lemah (Hyposarcuc paradalis) (Kottelat et al 1993).


III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 06 April 2015 pukul 13:00-15:00 WIB. Adapun pratikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru.
3.2  Alat dan Bahan
         Alat-alat yang digunakan adalah nampan, sarung tangan, alat tulis, tissue, serbet dan masker. Sedangan bahan yang digunakan adalah beberapa dari jenis ikan komersil yang ada di Pekanbaru, yaitu ikan selais (Cryptopterus bichirrhis), ikan sapu sapu (Hyposarcus pardalis), dan ikan mas (Cyprinus carpio)
3.3  Metode Praktikum
       Metode yang digunakan dalam  praktikum ini adalah metode pengamatan secara langsung. dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
       3.4  Prosedur Pratikum
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu praktikan menggambar ikan sampel yang terdapat di nampan pada meja praktek ke dalam buku penuntun praktikum, minimal 3 jenis ikan yang berbeda. Pada sudut kanan atas gambar, praktikan menulis klasifikasi ikan dari Kelas sampai Spesies. Pada bagian bawah gambar, lengkapi dengan deskripsi ikan yang telah gambar, mulai dari bentuk tubuh ikan; posisi dan bentuk mulut; ukuran rostrum (moncong); kondisi bibir; posisi mata; sisik pada tubuh; linea lateralis; sirip-sirip; serta modifikasi sirip jika ada.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1   Klasifikasi Ikan Selais (Cryptopterus bichirrhis)
Ikan Selais adalah jenis ikan yang habitatnya berasal dari air tawar. Dimana klasifikasi dari pada ikan tersebut adalah sebagai berikut :
            Kelas               : Osteichthyes
            Ordo                : Siluriformes
            Family             : Siluridae
            Genus              : Cryptopterus
            Spesies            : Cryptopterus bichirrhis
Adapun ukuran ikan selais (Cryptopterus bichirhris) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut : TL = 6,5 cm, BdH = 1 cm,  FL = 5,8 cm, HdL = 1 cm, SL = 5,5 cm









Gambar 1. Ikan Selais (Cryptopterus bichirrhis)

4.1.2    Klasifikasi Ikan Sapu-sapu (Hyposarcus pardalis)
Ikan Sapu-sapu adalah jenis ikan yang habitatnya berasal dari air tawar. Dimana klasifikasi dari pada ikan tersebut adalah sebagai berikut :
Kelas               : Pisces
            Ordo                : Siluriformes
            Family             : Loricariidae
            Genus              : Hyposarcus
            Spesies            : Hyposarcus pardalis
Adapun ukuran ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut: TL = 12 cm, BdH = 2 cm, HDL =  2,5 cm, SL = 9 cm













Gambar 2. Ikan Sapu-sapu (Hyposarcus pardalis)


4.1.3.  Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas adalah jenis ikan yang habitatnya berasal dari air tawar. Dimana klasifikasi dari pada ikan tersebut adalah sebagai berikut :
Kelas               : Osteichthyes
            Ordo                : Cypriniformes
            Family             : Cyprinidae
            Genus              : Cyprinus
            Spesies            : Cyprinus carpio
Adapun ukuran ikan mas (Cyprinus carpio) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut: TL = 21 cm Bdh = 6,5 cm FL = 19 cm Hdl = 2,5 cm SL = 17 cm














Gambar 3. Ikan Mas (Cyprinus carpio)


4.2  Pembahasan
4.2.2        Ikan Selais (Cryptopterus bichirrhis)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, ikan selais (Cryptopterus bichirrhis) memiliki bentuk tubuh bilateral simetris dan kepala picak serta badan pipih, mata berada di kanan dan kiri, mulut merupakan tipe superior dengan lubang hidung monorhinous.
Mempunyai linea lateralis sepanjang tubuh, tutup insang, sirip dada sepasang, sirip perut, sirip ekor, sirip punggung, dan sirip anus. Tetapi, ikan selais (Cryptopterus bichirrhis) tidak memiliki duri pelindung, gurat sisi, finlet, scute, korselet, duri mata pisau dan keel.  Sirip dorsalnya seperti rudimeter dan bentuk ekor bercagak (forked).
4.2.3        Ikan Sapu-sapu (Hyposarcus pardalis)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) memiliki tubuh yang ditutupi sisik keras kecuali bagian perutnya, bentuk kepala pipih dan melebar, mulut terletak dibagian kepala dan berbentuk cakram, memiliki adifose fin yang beduri. Semua sirip berduri kecuali sirip ekor yang diawali dengan jari-jari keras. Sirip punggung lebar dengan 10-13 jari-jari lemah. Warna tubuh cokelat atau abu-abu dengan bintik-bintik hitam diseluruh tubuhnya. Ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) mempunyai bentuk mulut tipe inferior , bentuk ekor berlekuk tunggal, serta ukuran mulut yang besar dan dapat digunakan sebagai alat penghisap dan menempel pada berbagai macam benda di periaran.
4.2.4        Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan sedikit memipih ke samping (compressed). Mulut tipe terminal dan dapat disembulkan (protaktil). Di bibirnya yang lunak ada dua pasang sungut yang tidak bergerigi. Di bagian dalam mulut ada gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak 3 baris geraham. Sirip punggung ikan mas memanjang yang mana bagian permukaannya letaknya berseberangan dengan permukaan sirip perut atau ventral. Sirip punggung ikan mas (dorsal) berjari-jari keras dan bergerigi di bagian akhirnya. Pada bagian belakang sirip dubur (anal) ikan mas ini juga berjari-jari keras dan pada ujungnya bergerigi. Sirip ekor ikan mas seperti cagak memanjang simetris sampai ke belakang tutup insang. Sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan. Garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis) ikan mas yang lengkap terletak di bagian tengah tubuh yang posisinya melintang dari tutup insang hingga ke ujung belakang pangkal ekornya.


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
       Dari hasil dan pembahasan pratikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sampel ikan yang diperoleh dari Laboratorium menunjukkan identifikasi ikan dapat dilihat dari bentuk tubuh, bentuk mulut, linea lateralis, jenis jenis sirip, dan bentuk ekor serta habitatnya terdapat keanekaragaman jenis-jenis ikan. Keanekaragaman jenis ikan itu bisa kita lihat dari bentuk morfologinya maupun ciri-cirinya dan klasifikasi dari pada ikan itu sendiri. Berdasarkan ciri-ciri yang telah kita amati, maka kita dapat mengklasifikasikannya apakah ikan tersebut masuk dalam kelas Agnatha atau Gnathostomata.

5.2  Saran 
       Pada waktu praktikum dilaksanakan, sebaiknya asisten lebih memperhatikan praktikannya saat mengidentifikasikan ikan ikan yang disediakan di Laboratorium agar praktikan dapat lebih memahami karakteristik masing masing ikan tersebut untuk kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA
(Cari sendiri ya, biar ada usaha sedikit) hiyahiya.
Warning : Pandai-pandailah dalam ilmu per-copas-an, admin tidak bertanggung jawab kalau laporan anda di coret asdos).

1 komentar: