Featured Article

Jumat, 12 Juni 2015

Syntax Matlab Gerak Parabola Dengan Slider

Berikut Syntax Matlab Gerak Parabola Dengan Slider 
















Slider1
a=get(hObject,'Value');
handles.a=a;
guidata(hObject,handles);
b=handles.b;
set(handles.text4,'string',a);
vox=b.*cos(a.*pi/180);
voy=b.*sin(a.*pi/180);
t=2.*voy/10;
t1=0:t/100:t;
x=vox.*t1;
y=voy.*t1-5.*t1.^2;
plot(x,y,'-b');
xmaks=vox.*t;
ymaks=voy.^2/20;
tymaks=0.5*t
set(handles.edit1,'string',xmaks);
set(handles.edit2,'string',ymaks);
set(handles.edit3,'string',t);
set(handles.edit4,'string',tymaks);


Slider 2
b=get(hObject,'Value');
handles.b=b;
guidata(hObject,handles);
a=handles.a;
set(handles.text9,'string',b);
vox=b.*cos(a.*pi/180);
voy=b.*sin(a.*pi/180);
t=2.*voy/10;
t1=0:t/100:t;
x=vox.*t1;
y=voy.*t1-5.*t1.^2;
plot(x,y,'-m');
xmaks=vox.*t;
ymaks=voy.^2/20;
tymaks=0.5*t
set(handles.edit1,'string',xmaks);
set(handles.edit2,'string',ymaks);
set(handles.edit3,'string',t);
set(handles.edit4,'string',tymaks);

Sabtu, 16 Mei 2015

Laporan 5 "Sistem Pernafasan, Sistem Pencernaan Dan Sirkulasi Darah" | Ikhtiologi



I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
           Ikhtiologi berasal dari bahasa yunani yaitu “Ichtyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu. Ikhtiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.  Morfologi ikan merupakan bentuk luar ikan, yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan entah itu pada perairan laut, payau maupun tawar.
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu: kepala, batang tubuh, dan ekor.  Tubuh ikan tuna adalah simetri dua, bentuk demikian berarti terdiri  atas dua belahan yang sama, apabila tubuh ikan dibelah dua dari kepala ke ekor dengan arah punggung perut.  Pada ujung depan dari kepala terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada sebelah menyebelah kepala terdapat mata, antara bagian kepala  dan batang tubuh terdapat tutup insang.
            Secara garis besar sistem pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, kerongkongan, oesophagus, lambung, usus, dan dubur. Sedangkan kelenjar pencernaanya terdiri dari hati dan kantong empedu. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Akan tetapi pada jenis ikan Channa dan Scomber organ saluran pencernaan antara lambung dan intestinumnya terdapat  caeca. Selain itu mulut pada ikan juga dilengkapi dengan gigi yang berperan untuk membantu mendapatkan makanan.
1.2. Tujuan dan Manfaat
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses pernafasan ikan, sistem pencernaan dan sirkulasi darah yang terdapat pada ikan Pitulu (Barbychthys laevis).
     Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui informasi tentang sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sirkulasi darah yang terjadi pada ikan yang dipratikumkan. Dan menambah pengalaman dalam hal pembedahan ikan dan anatomi ikan.



II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah salah satu diantara organisme pada kelompok vertebrata dan yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan air di seluruh permukaan bumi, sangat beragam dalam adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah lakunya. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah 21.000 spesies dan diperkirakan akan berkembang mencapai 28.000 spesies. Jumlah spesies yang hidup di muka bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada di permukaan sekitar 43.173 spesies (Saanin, 1984).
Ikan membutuhkan oksigen dalam proses metabolismenya dan ikan membuang gas CO2 yang merupakan sisa hasil metabolisme dalam sel. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seekor ikan harus adanya suplay oksigen yang cukup dalam jaringan. Oksigen diperlukan untuk melepas energi melalui oksidasi lemak dan gula. Energi yang terlepaskan dipergunakan untuk kegiatan tubuh di dalam menjalani masa kehidupannya. (Rahardjo et al., 2011).
Ikan bernafas menggunakan insang. Selain insang ada pula ikan yang bernafas secara langsung menggunakan udara sebagai sumber oksigen. Ikan-ikan yang demikian dikenal sebagai ikan penghisap udara (air breathing fish) (Rajabnadia, 2009).
Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa bahan terlarut dan tempat erythrocyt, leucocyte dan beberapa bahan lain tersuspensi. Sistem peredaran terdiri dari jantung (yang merupakan pusat pemompa darah), arteri (pembuluh darah darah dari jantung), kapiler (yag menghubungkan arteri dan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju ke jantung). Seperti halnya pada binatang vertebrata lainnya, sel darah merah pada ikan berperan sebagai pembawa gas yang efisien. Sel darah merah ini mengandung hemoglobin yang merupakan pigmen respirasi. Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandungikatan besi-porfirin dengan berat molekul kira-kira 67000. Pada ikan Teleostei, jantung umumnya terdapat di belakang insang, di bagian depan rongga badan dan di atas ithmus. Organ jantung ini dilapisi oleh selaput tipis yaitu lapisan pericardium.  (Rahardjo, 2011).
Sistem peredaran darah atau disebut juga sebagai sistem sirkulasi mempunyai peranan pentinbg terutama dalam mengangkut oksigen hasil respirasi, pengangkutan nutrien hasil dari proses pencernaan, dan pengangkutan sisa metabolisme (CO2 dan NH3) yang untuk selanjutnya dibuang melalui insang, ginjal dan kulit. (Rahardjo et al., 2011).
Sistem pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Pencernaan fisik atau mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara mekanik ini dilanjutkan di segmen lambung dan usus yaitu dengan adanya gerakan-gerakan/ kontraksi otot. Pencernaan secara mekanik pada segmen ini terjadi secara efektif oleh karena adanya aktivitas cairan digestif (Fujaya, 2004).
Sementara itu untuk kelenjar pencernaan ikan ini ada tiga organ yaitu : Hati (hepar dengan fungsi penghasil kelenjar empedu yang ditimbun dalam kantong empedu), Kantong empedu (vasica fellia dengan fungsi menyimpan bilus dan mencurahkan dalam usus bila diperlukan, dan berguna untuk pencernaan), dan pancreas (secara pandangan langsung sulit untuk dilihat). (Yusnaini, 2010)
Sistem pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut mulai dari mulut, kerongkongan, oesophagus, lambung, usus, dan dubur. Sedangkan kelenjar pencernaanya terdiri dari hati dan kantong empedu. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan (Mudjiman, 2010).
Berdasarkan macam makanannya, ikan dapat kita bedakan menjadi lima macam golongan yaitu pemakan tumbuhan (herbivora atau vegetaris, pemakan hewan (karnivora), pemakan tumbuhan dan hewan (omnivora), pemakan plankton dan detritus (hancuran bahan organik) dan pemakan dasar (Kottelat, et al., 1993).
Ikan Pitulu (Barbichthys laevis) memiliki bentuk tubuh pipih bilateral simetris, kepala tumpul, ukuran mata sedang. Memiliki tipe mulut terminal dan protactile, mempunyai lima buah sirip dimana pada kelima sirip berwarna kemerahan, dan pada sirip dorsal terdapat perpaduan warna merah dan hitam. Masing- masing cuping sirip ekor berwarna hitam. Ikan pitulu memiliki sisik tipe cycloid dan memiliki sepasang lubang hidung. Memiliki ekor tipe cagak. (Kuncoro, 2009)




III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 Mei 2015 pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan Pitulu (Barbichthys laevis). Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan, gunting bedah, pisau cutter, serbet, tissue, dan alat-alat tulis seperti pena, pensil dan penghapus.
3.3. Metode Praktikum
            Praktikum ini menggunakan metode objektif yaitu objek yang diteliti dan diamati secara langsung dengan seksama pada ikan yang dipraktikumkan.
3.4. Prosedur Praktikum
            Pertama-tama ikan yang dijadikan objek praktikum dibersihkan dan diletakkan di atas nampan, digambar bagian morfologinya.  dilakukan pengukuran terhadap tubuh ikan guna mengetahui panjang baku (SL), panjang total (TL), tinggi badan (Bdh) dan panjang kepala (HdL) serta pengukuran terhadap bidang-bidang dari tubuh ikan yang lainnya. Tubuh ikan dibedah dan keluarkan organ dalam ikan ingsang, jantung, hati dan gelembung renang. Kemudian gambar bagian tersebut dengan keterangannya.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Klasifikasi dari Ikan Pitulu (Barbichthys laevis) adalah kelas : Actinopterygii, Ordo : Cypriniformes, Family : Cyprinidae, Genus : Barbicthys, Spesies : Barbichthys laevis.








Gambar 1. Ikan Pitulu (Barbichthys laevis)
Morfometrik Ikan Pitulu (Barbichthys laevis) adalah : panjang total (TL) 16,5 cm, panjang baku (SL) 12,5 cm, Tinggi Badan (HdL) 3,8 cm, dan panjang kepala (BdH) 3,6 cm.
Ikan Pitulu (Barbichthys laevis) memiliki bentuk tubuh pipih bilateral simetris, kepala tumpul, ukuran mata sedang. Memiliki tipe mulut terminal dan protactile, mempunyai lima buah sirip dimana pada kelima sirip berwarna kemerahan, dan pada sirip dorsal terdapat perpaduan warna merah dan hitam. Masing- masing cuping sirip ekor berwarna hitam. Ikan pitulu memiliki sisik tipe cycloid dan memiliki sepasang lubang hidung. Memiliki ekor tipe cagak.
Bagian-bagian yang diamati selama praktikum :
1.    Bentuk Insang
                                                                        Keterangan :    1. Gill arch
                                                                                                2. Gill filaments
                                                                                                3. Gill rackers



Gambar 2. Bentuk Insang Ikan Pitulu (Barbichthys laevis)
2. Anatomi Ikan Pitulu (Barbichthys laevis)








Gambar 3. Anatomi Ikan Pitulu (Barbichthys laevis)
Keterangan :   
1. Mulut
2. Insang
3. Gelembung udara
4. Lambung
5. Hati
6. Usus
7. Anus           

3. Jantung
Ket. :   1. Bulbus arterious
                        2. Ventricel



Gambar 4. Jantung Ikan Pitulu (Barbichthys laevis)
4. Usus dan Lambung .





Gambar 5. Usus dan Lambung Ikan Pitulu (Barbichthys laevis)



5. Gelembung Udara dan Hati





Gambar 6. Gelembung Udara dan Hati Ikan Pitulu (Barbichthys laevis)



4.2. Pembahasan
Setelah melakukan pengamatan sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sirkulasi darah pada Ikan Pitulu (Barbichthys laevis), data yang telah tersedia kemudian kita teliti dan amati dengan seksama. Melalui data yang ada, kita bisa mengetahui morfologi atau susunan bentuk insang, morfologi tubuh, anatomi tubuh, bentuk gelembung renang, saluran pencernaan, sistem peredaran darah dan bagian-bagian jantung pada Ikan Pitulu (Barbichthys laevis).
 Ikan Pitulu (Barbichthys laevis) merupakan ikan yang termasuk family cyprinidae. Ikan pitulu memiliki jumlah sirip yag sempurna atau tidak kurang satupun yaitu sirip dorsal, sirip pectoral, sirip ventral, sirip anal dan sirip caudal. Ikan ini termasuk ikan yang memiliki sisik. Panjang ikan pitulu yang di praktikumkan adalah 16,5 cm dan tinggi tubuhnya 3,6 cm. 
Bentuk insang pada Ikan Pitulu (Barbichthys laevis) termasuk normal. Yaitu memiliki gill arch, gill rakers dan gill filament. Tetapi ikan ini tidak memiliki alat pernafasan tambahan karena ikan ini hidup pada habitat yang biasa.. Ikan ini tidak mempunyai pernafasan tambahan. Ikan pada waktu bernafas mengambil oksigen terlarut dalam air dan mengeluarkan CO2
Anatomi pada ikan ini terdiri dari insang, jantung (cor), hati (liver) , lambung (ventriculus), usus (intestinum), gelembung renang, dan anus. Sistem pencernaan pada ikan ini dimulai dari mulut, kemudian masuk ke pangkal tenggorokan (pharynx), masuk ke kerongkongan (esophagus), kemudian dicerna di dalam lambung (ventriculus), masuk ke usus (intestinum) untuk penyerapan dan keluar melalui anus. Ikan Pitulu (Barbichthys laevis) memiliki usus yang panjang karena ikan ini termasuk herbivora.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa Ikan Pitulu (Barbichthys laevis) memiliki ukuran morfometrik yaitu : panjang total (TL) 16,5 cm, panjang baku (SL) 12,5 cm, Tinggi Badan (HdL) 3,8 cm, dan panjang kepala (BdH) 3,6 cm. Pada sistem pernafasan, ikan pitulu memiliki insang yang lengkap dimana terdiri dari gill arch, gill rakers dan gill fillaments. Ikan pitulu merupakan ikan yang memiliki tutup insang. Ikan ini pada waktu bernafas mengambil osigen terlarut dalam air dan mengeluarkan CO2. Pada sistem pencernaan yaitu pada saluran pencernaan (Tractus digestivus) memiliki organ penyusun diantaranya mulut, pharinx, kerongkongan,lambung, usus. Fungsi dari saluran pencernaan itu sendiri adalah untuk mencerna makanan yang masuk, sebagai transportasi yang mengangkut bahan kimia, pencernaan kimiawi dan menyerap sari-sari makanan.  Begitu juga pada sistem sirkulasi darah terdiri dari jantung (cor) yang merupakan pusat pemompa darah, vena (pembuluh darah) yang berfungi membawa darah dari jantung, artei membawa darah dari jantung dan kapiler berfungsi menghubungan arteri dan vena.
5.2. Saran
      Agar suasana praktikum terlaksana dengain baik dan lancar, maka praktikan diharapkan mempersiapkan alat dan bahan sebaik mungkin. Disamping itu dituntut kehati-hatian dan ketelitian yang amat cermat didalam melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
(Cari sendiri ya, biar ada usaha sedikit) hiyahiya.

Warning : Pandai-pandailah dalam ilmu per-copas-an, admin tidak bertanggung jawab kalau laporan anda di coret asdos).

Popular Posts

" });